Perhiasan Surga Lebih Baik
Perhiasan Surga Lebih Baik
Rasulullah Saw biasa bertamu ke rumah putrinya, Fathimah as. Ketika tiba di rumah putrinya, Fathimah as berkata, "Ayah! Saya ingin memiliki perhiasan sama seperti yang dimiliki wanita kota ini." Nabi Saw berpikir sesaat dan berkata, "Katakan apa yang engkau inginkan!" Fathimah as berkata, "Saya ingin cincin yakut." Nabi Saw mengatakan, "Ketika engkau melaksanakan shalat, berdoalah dan meminta cincin yang engkau inginkan dan pasti dikabulkan." Fathimah as mengamalkan apa yang disampaikan ayahnya dan setelah melaksanakan shalat, beliau mendengar suara yang berkata, "Cincin yang engkau inginkan ada di bawah sajadah." Fathimah as mengangkat sudut sajadahnya dan ketika itu beliau melihat sebuah cincin yakut yang indah. Beliau begitu gembira dan kemudian memakainya. Malam itu, Fathimah as tidur dan bermimpi sedang berjalan di surga dan memandang tiga istana di depannya. Kepada para malaikat penjaga surga, beliau bertanya, "Tiga istana ini milik siapa?" Mereka menjawab, "Semuanya milikmu wahai putri Rasulullah." Fathimah as gembira dan kemudian memasukinya. Di dalam istana itu beliau melihat sebuah singgasana dengan tiga kaki, bukan seperti biasanya empat kaki. Itulah mengapa beliau melihat singgasana itu seperti akan jatuh. Keesokan harinya Fathimah as menemui ayahnya dan mengisahkan mimpi yang dilihatnya semalam. Nabi Saw mendengarkan cerita putrinya dengan seksama lalu berkata, "Wahai keturunan Abdul Mutthalib! Dunia bukan tujuan kehidupanmu, tapi akhirat. Karena akhirat lebih baik dan indah dari dunia. Tempat kalian yang dijanjikan adalah surga. Lalu mengapa harus berurusan dengan dunia yang fana?" "Putriku! Letakkan cincin itu di tempatnya!" ujar Nabi Saw. Fathimah as melaksanakan apa yang disampaikan ayahnya dan di malam hari beliau tertidur. Kembali beliau bermimpi dan melihat istana sebelumnya, tapi kali ini ketika memasukinya, singgasana yang dilihatnya itu sudah memiliki empat kaki. Beliau bertanya kepada malaikat penjaga surga, "Apa yang menyebabkan kaki keempat dari singgasana ini kembali ke tempatnya semula?" Mereka menjawab, "Ketika engkau mengembalikan cincin itu, kaki keempat dari singgasana ini kembali lagi dan menjadi sempurna seperti
aslinya." (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Kirim komentar