Riwayat Qaraati: Lima Menit
Riwayat Qaraati: Lima Menit
Lima Menit
Ada seorang ilmuwan yang menulis buku dengan nama "Lima Menit Sebelum Makan". Alasannya menulis buku ini adalah, ketika seseorang ingin makan, maka sejak awal mempersiapkan makan menghabiskan beberapa menit dan dalam waktu itu ia memiliki kesempatan untuk membaca. Setelah itu ia mencatat poin penting dan menarik dari buku yang dibacanya lalu menyusun buku lalu mempublikasikannya dengan nama "Lima Menit Sebelum Makan."
Balasan 10 Kali Lipat
Seorang ulama Qom mengatakan, "Saya tengah duduk di kamar madrasah dan memiliki uang tidak lebih dari lima riyal. Ada seorang datang ke kamar dan sangat membutuhkan lalu meminta uang itu. Saya memberi semua uangku yang tidak lebih dari lima riyal itu."
Suatu waktu saya sedang belajar dan tiba-tiba ada suara yang datang dan ternyata orang yang meminjam uang lima riyal itu. Ia memberiku 50 riyal dan mengucapkan terima kasih telah membantunya sebelum ini.
Tidak berapa lama orang ketiga datang dan memasuki kamarku lalu berkata, "Saya mau meminjam uangmu 50 riyal."
Saya langsung memberinya 50 riyal itu dan kembali belajar. Malam itu saya tidak punya sesuatu untuk makan malam, akhirnya saya tertidur. Tiba waktu Subuh, saya terbangun dan segera menyiapkan diri dan pergi ke makam suci Sayidah Fathimah Maksumah as. Setelah shalat dan berziarah, seorang pria datang kepadaku dan memberiku uang 500 riyal.
Ketika kembali dari ziarah, ada seorang menemuiku di tengah jalan dan bertanya, "Apakah engkau memiliki uang 500 riyal untuk meminjamkannya kepadaku?"
Saya kemudian berpikir sejenak, "Saya memberikan uang lima riyal karena Allah dan kembalinya 10 kali lipat. Saya memberi 50 riyal karena Allah, sepuluh kali lipat kembalinya dan menjadi 500 riyal. Tapi sekarang ketika saya akan memberinya uang, niatku sudah bukan lagi karena Allah, tapi ingin memberinya 500 riyal agar bisa kembali 5000 riyal."
Akhirnya, saya tidak jadi memberinya pinjaman karena niatku bukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Doa untuk Baca Al-Quran
Waktu itu malam 21 bulan Ramadhan. Setelah menyelesaikan acara malam Lailatul Qadr dan meletakkan al-Quran di atas kepala, saya bertanya kepada seorang anak muda, "Apa yang engkau mohon kepada Allah di malam ini?"
Ia menjawab, "Saya meminta kepada Allah agar memberikanku suara yang bagus untuk dapat membaca al-Quran dengan suara yang indah."
Ingin Mati Syahid
Ayatullah Ashrafi Isfahani telah berusia 90-an tahun. Seorang ulama besar yang tidak pernah melalaikan shalat tahajud seumur hidupnya. Suatu waktu beliau berkata, "Saya merasa akan menjadi orang keempat yang syahid di mihrab."[1]
Benar, Allah Swt membukakan pintu kegaiban baginya dan seperti yang dikatakannya, beliau menjadi orang keempat yang syahid di mihrab. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Khaterat Hujjatul Islam Qaraati, Jilid 2.
Baca juga:
Riwayat Qaraati: Betapa Mulianya Kebebasan
Riwayat Qaraati: Balasan untuk Orang Tidak Beradab
[1]. Syahid mihrab adalah mereka yang gugur syahid di mihrab tempat biasanya mengimami shalat. Sebelum beliau gugur syahid, telah syahid terlebih dahulu Ayatullah Sadoughi, Ayatullah Madani dan Ayatullah Dastghib. Ayatullah Ashrafi Isfahani adalah imam shalat Jumat yang gugur syahid di mihrab oleh kelompok Munafikin (MKO)
Kirim komentar