Sutradara Film Innocent of Muslim Dinyatakan Bebas

Sutradara Film Innocent of Muslim Dinyatakan Bebas

Sutradara dan orang paling penting di balik pembuatan film anti Islam yang sempat membuat geger dan emicu gelombang kekerasan di Timur Tengah September tahun lalu, disebutkan telah dinyatakan bebas dari tahanan federal AS pada hari Kamis (26/9).

 

Nakoula Basseley Nakoula, 56 tahun, yang sejak September tahun 2012 ditahan di Southern California, dinyatakan bebas, sebagaimana diungkapkan oleh  Ed Ross juru bicara FBI menurut laporan Associated Press.

 

Film amatir 'Innocence of Muslims' yang disutradarai Nakoula yang dipublish melalui Youtube memancing kemarahan umat Islam di dunia Islam. Salah satu dampak filmnya adalah massa di Kota Benghazi, Libya, mengamuk dan menghancurkan kantor diplomat AS serta membunuh perwakilan AS. Duta besar AS di PBB, Susan Rice, mengatakan peristiwa Benghazi 11 September 2012 itu sebagai efek spontan demonstran terhadap film.

Indonesiapun turut mengecam keras film tersebut. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun sempat menyinggung isu film ini dalam pidatonya di Majelis Umum PBB.

 

Polisi Los Angeles menangkap dan akhirnya menahan Nakoula pada September tahun lalu. Menurut polisi, Nakoula terbukti melanggar larangan hukuman percobaannya yang diatur pada 2010. Ketika itu Nakoula terlibat kasus penipuan bank lewat internet.

 

Nakoula dijatuhi satu tahun penjara federal atas tuduhan menggunakan nama palsu dan melanggar hukuman percobaan dalam kasus penipuan bank. Dirinya ditahan sama sekali bukan terkait film anti Islam yang ia bikin yang berjudul ‘Innocent of Muslim’.

 

Dalam sebuah wawancara awal 2013 lalu, Nakoula mengatakan kepada Fox News bahwa ia bangga dengan film yang ia bikin dan tujuan filmnya bukanlah untuk menghina Islam melainkan untuk memerangi aksi terorisme.

 

“Saya memiliki banyak teman Muslim dan tidak semua Muslim percaya dengan budaya terorisme. Hanya beberapa dari mereka percaya dengan budaya ini. Untuk itulah mengapa kita perlu berjuang melawan budaya itu bukan melawan Muslim. Musuhku adalah budaya teroris,” katanya kepada Fox dalam sebuah wawancara telepon.

 

Namun demikian, film besutannya yang menurutnya untuk memerangi budaya teroris justru tampak secara terang-terangan menghina Nabi Muhammad Saw yang digambarkan gemar perang dan main perempuan. Film anti Islam yang bermuatan materi penghinaan dan pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saw tersebut berbuntut kerusuhan di Timur Tengah dan mengakibatkan banyak kematian dan korban terluka akibat menyampaikan protesnya dengan menyerang kedutaan besar AS di berbagai negara seperti Mesir, Libya, Yaman dan lain-lain.

[tvshia/abna]

Kirim komentar