Sekilas Pemerintahan Imam Mahdi af
Kelak di masa pemerintahan Imam Mahdi af, manusia akan memperoleh martabat yang sejati, yaitu martabat yang kokoh dan bersandar pada spiritual dan kesempurnaan transendenmanusia. Imam Mahdi af seperti seorang ayah bagi semua manusia dan mengantarkan mereka kepada martabat yang hakiki. Beliau akan menyempurnakan akhlak, menegakkan keadilan dan mencegah pelanggaran, kejahatan, penindasan dan penghinaan terhadap kumuliaan manusia. Selain itu, Imam Mahdi af akan memberikan kehidupan baru kepada hamba-hamba Allah Swt, dan mengokohkan kebenaran serta menghancurkan kebatilan.
Musim semi keadilan tersenyum lembut dan kota Samarra dipenuhi dengan udara harum pertengahan bulan Syaban. Ayunan bercahaya Imam Mahdi af berputar dan semua eksistensi secara serentak meneriakkan:
وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ
"Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi." (Surat al-Qasas ayat 5).
Imam Mahdi af lahir pada tanggal 15 Syaban tahun 255 Hijriah di kota Samarra, Irak. Sang Juru Selamat di akhir zaman ini adalah putera dari Imam Hasan al-Askari as dan merupakan generasi keturunan Rasulullah Saw. Imam Mahdi af memiliki nama dan panggilan yang sama dengan Rasulullah Saw, yaitu Muhammad dan Abul Qasim. Ibunda beliau bernama Nargis Khatun.
Sampai berusia lima tahun, Imam Mahdi af berada di samping ayahnya. Pada usia itulah ayahandanya, Imam Hasan al-Askari as, meneguk cawan syahadah dan beliau menerima tampuk imamah atau kepimimpinan atas umat Islam. Atas kehendak Allah Swt, beliau kemudian ghaib untuk jangka waktu tertentu. Selama 69 tahun, beliau memimpin umat melalui perantara para utusan khususnya yang berjumlah empat orang.
Di usianya yang ke 74 tahun, Imam Mahdi as kemudian ghaib untuk jangka waktu yang sangat lama. Berdasarkan berbagai riwayat mutawatir, beliau kelak akan muncul kembali di akhir zaman untuk memimpin dunia ini dengan penuh keadilan dan ketentraman. Di masa beliau nanti, penindasan, kejahatan, kefakiran, dan diskriminasi akan dihapus dari muka bumi. Oleh karena itu, kemunculam kembali Imam Mahdi af menjadi harapan terbesar bagi para pencari keadilan, dan mereka selalu berupaya untuk menciptakan kondisi supaya dapat mempercepat kemunculan beliau.
Berdasarkan berbagai riwayat muatawatir dan kitab-kitab suci, Imam Mahdi af akan merealisasikan janji Allah Swt. Beliau akan membebaskan pemerintahan dari para penguasan zalim, dan dengan izin Allah Swt akan memerintah dunia dengan penuh keadilan. Di masa pemerintahannya kelak, peradilan dunia akan menyaksikan bahwa manusia akan mendapat martabatnya yang sejati.
Manusia adalah makhluk yang paling mulia dan memiliki kehormatan dan martabat ilahi. Allah Swt menempatkan manusia sebagai "pengganti-Nya" di muka bumi dan memberikan kedudukan, kemuliaan dan martabat kepada manusia hingga memiliki derajat yang tinggi dan bahkan lebih tinggi dari malaikat sehingga malaikat pun bersujud dihadapan manusia.
Martabat adalah kehormatan, dan martabat ini merupakan bagian dari sifat manusia. Sejumlah ayat al-Quran menjelaskan tentang martabat dan keagungan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya. Misalnya, dalam surat al-Isra ayat 70 Allah Swt berfirman, "Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam dan Kami angkut mereka di daratan dan di lautan dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."
Di dalam berbagai ayat lainnya ditegaskan bahwa apa yang di langit dan di bumi diciptakan untuk manusia. Hal itu menunjukkan keagungan dan kemuliaan manusia dibandingkan dengan makluk lainnya. Martabat tersebut pada dasarnya diperoleh manusia karena taat kepada Allah Swt. Manusia mencapai derajat yang tinggi dan jauh dari kehinaan karena ketaatannya kepada Allah Swt. Ketaatan tersebut akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan hakiki yaitu kehidupan yang suci dan abadi di bawah naungan rahmah Allah Swt.
Meski di mukadimah Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ditegaskan tentang martabat dan jati diri manusia, namun sayangnya tidak diambil langkah serius terkait hal tersebut sehingga manusia jauh dari martabat yang sejati. Dengan demikian pengembalian martabat manusia memerlukan perubahan besar dan mendasar. Dewasa ini dunia menanti seorang juru selamat untuk menciptakan perubahan tersebut dan mengembalikan martabat dan kemuliaan manusia.
Di dalam Islam, sang juru selamat tersebut adalah keturunan Rasulullah Saw yaitu Imam Mahdi af. Beliau akan muncul untuk menegakkan keadilan, keamanan dan mengembalikan martabat sejati manusia serta menciptakan revolusi besar dalam hubungan sosial. Kemunculan beliau akan menghapus hambatan-hambatan internal dan eksternal kesempurnaan manusia dan menyiapkan faktor-faktor yang dapat menumbuhkankembangkan martabat manusia.
Dalam Islam, Rasulullah Saw dan Ahlul Bait-nya dijadikan sebagai pemberi petunjuk dan panutan bagi manusia untuk sampai kepada kesempurnaan. Imam Mahdi af sebagai cucu dan keturunan Rasulullah Saw akan muncul dan mengerahkan segenap upayanya untuk mengantarkan manusia kepada kesempurnaan sehingga martabat dan kemuliaan manusia yang telah hilang akan kembali lagi.
Salah satu langkah terpenting pasca kemunculan Imam Mahdi af adalah menciptakan berbagai faktor yang diperlukan untuk mewujudkan martabat sejati manusia. Dan untuk menghidupkan kembali martabat manusia itu beliau akan terfokus pada kekuatan intelektual manusia untuk mencapai kesempurnaan.
Di masa pemerintahan Imam Mahdi af, akan tercipta era kemakmuran bakat dan bebagai ilmu serta puncak humaniora dalam sejarah manusia. Sains dan ilmu pengetahuan akan merasuk ke dalam jiwa setiap manusia. Dengan kedatangan Imam Mahdi af, kebodohan akan diganti dengan ilmu dan manusia akan kembali mendapat martabatnya. Tentunya telah jelas bahwa sumber martabat dan kemuliaan manusia berasal dari ajaran kebenaran yang telah dianugerahkan oleh Allah Swt kepada manusia. Dengan memanfaatkan ilmu tersebut manusia akan mendapatkan martabat dan kemuliaannya.
Terkait hal itu, Imam Jafar Shadiq as berkata, "Ilmu itu mempunyai 27 huruf (jenis). Semua yang dibawa oleh para Rasul tidak lebih dari pada dua huruf. Hingga kini manusia tidak mengetahui kecuali dua huruf tersebut. Jika al-Qaim dari keluarga kami kelak bangkit, dia akan mengeluarkan 25 huruf sisanya dan menyebarkannya kepada umat manusia. Kemudian beliau menambahkan dua huruf yang telah ada dengan 25 huruf yang dia bawa, sehingga genap menjadi 27 huruf."
Riwayat tersebut dengan gamblang menjelaskan perubahan yang luar biasa tentang keilmuan di masa kemunculan Imam Mahdi af. Cahaya ilmu ilahi di manapun tempatnya akan menghapus kehinaan, dan martabat manusia akan diperhatikan sehingga sikap-sikap seperti menghina dan menindas orang lain akan sirna.
Amat disayangkan, dewasa ini para penindas dan penjajah Barat telah mengabaikan martabat dan bahkan hak kehidupan manusia. Padahal Tuhan telah mengajak manusia untuk saling menghormati dan menjaga hak-hak materi dan spiritual masing-masing. Tuhan menilai manusia layak untuk menjaga keadilan tentang-Nya dan tidak mengizinkan manusia melakukan penjajahan, eksploitasi, penindasan dan diskriminasi.
Salah satu faktor yang dapat menghidupkan kembali martabat dan kemuliaan manusia adalah keadilan. Adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya. Jika keadilan ditegakkan maka manusia akan sampai kepada kedudukan yang semestinya. Di masa kemunculan Imam Mahdi af, keadilan akan tegak di seluruh aspek kehidupan manusia dan mereka akan menikmati anugerah Allah Swt secara adil. Dengan tegaknya keadilan di muka bumi maka martabat dan kemulian akan dirasakan oleh seluruh manusia. Dengan demikian pemerintahan Imam Mahdi af berarti berakhirnya penindasan dan ketidakadilan di dunia. (IRIB Indonesia/RA/NA)
Kirim komentar