Kemunafikan Malaysia: Berhubungan dengan mayoritas Syiah Iran dan disaat yang sama sedang menganiaya minoritas Syiah di negaranya
Zairil Khir Johari Mengungkapkan kemunafikan pemerintah Malaysia untuk masih terlibat dengan mayoritas Syiah- Iran, setelah semua perlakuan mereka pada Muslim Syiah di negara tersebut.
Pimpinan Penang Institute CEO Zairil Khir Johari mempertanyakan alasan pemerintah federal mengundang mayoritas Syiah- Iran untuk kompetisi internasional hafalan Quran tahunan sementara ddisaat yang sama sedang menganiaya kelompok minoritas syiah di negeri ini.
Zairil mengatakan Iran telah memenangkan kompetisi hafal Quran sembilan kali sejak 1961.
"Mengapa bukankah Iran termasuk anggota Organisasi Negara Islam?" ucapan ini ia sampaikan saat menyampaikan sambutannya di sebuah seminar tentang Islam dan sekularisme kemarin.
Bulan lalu, Mentri Besar Mukhriz Mahathir Kedah mengumumkan bahwa fatwa pada tahun 1996 yang melarang praktek dan penyebaran Islam Syiah akan dibuat menjadi hukum negara Islam yang diberlakukan.
Bulan lalu, Menteri Dalam Negeri Ahmad Zahid Hamidi mengatakan masyarakat Syiah merupakan ancaman keamanan nasional bagi perdamaian di negeri ini.
Dalam perkembangannya, dalam Fatwa Nasional oleh Ketua Dewan Abdul Shukor Husin dia menyatakan Muslim Syiah itu menyimpang.
"Ajaran Syiah itu sesat dari teologi Islam."
"Tapi kami belum memutuskan apakah mereka non-Muslim, karena mereka juga mengakui landasan iman seorang musli, namun tidak mematuhi ajaran dan praktik Nabi Muhammad SAW," kata Shukor kemarin di Sinar Harian Online.
Berkaitan dengan tindakan pemerintah federal terhadap komunitas Syiah, Zairil mengatakan kesenjangan Sunni-Syiah sudah berusia 1.400 tahun dan selanjutnya hal ini turut mengikis persatuan Malaysia.
Kirim komentar