Peta Jalan Setan (2)
Setan adalah musuh bebuyutan manusia. Setan merupakan makhluk yang penuh dengan rasa hasud dan dengki. Pada saat yang sama ia merasa lebih baik dari yang lain. Akibat kesombongan ini ia diusir dari sisi Allah. Alih-alih menyadari kesalahannya, setan justru berjanji akan menyesatkan manusia. Tak syak, kita pernah tertipu dan termakan godaan setan, bahkan terkadang terjerumus dalam perangkapnya. Untuk menghadapi setan perlu mengakrabi Allah, punya pengetahuan dan ketakwaan. Tiga hal ini menjadi faktor penting yang dapat membebaskan kita dari tipuan setan dalam diri kita dan pada gilirannya dapat melumpuhkan tipuan setan lahiriah.
Allah Swt dalam banyak ayat al-Quran memperingatkan manusia akan jalan dan cara setan mempengaruhi manusia. Dalam ayat kelima dan enam surat Fathir, Allah Swt berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah setan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala."
Dengan mencermati dua ayat ini kita dapat memahami bahwa satu dari cara paling populer yang dipakai untuk menggoda manusia adalah menipu dan menjadikan mereka bergantung kepada dunia. Tampak lahiriah dunia dijadikan setan untuk membohongi manusia. Setan selalu berusaha memperindah dunia di mata manusia guna mencegah mereka menyusuri jalan yang lurus, jalan penghambaan dan ibadah. Hal penting yang patut dicatat di sini adalah tipuan setan terkait dunia dan keindahaan tidak satu lapis dan bukan tipuan yang sederhana. Aksi pertama setan adalah membangkitan keinginan manusia dan memperindah dunia. Setelah manusia tertarik, setan akan terus mengajaknya melihat sisi materi dari dunia ini. Rasulullah Saw bersabda, "Cinta dunia induk dari semua perbuatan dosa manusia."
Di antara Bani Israil ada seorang abid. Suatu hari masyarakat berkata kepadanya, "Di suatu tempat ada pohon yang disembah oleh satu kaum." Mendengar berita itu abid ini marah dan bangkit lalu membawa kapaknya menuju pohon itu. Setan yang menyerupakan dirinya dengan seorang tua muncul menghadangnya dan berkata, "Wahai abid, pergilah dan sibukkan dirimu dengan ibadah!" Abid itu berkata, "Tidak! Prioritas saya adalah memotong pohon itu." Pertengkaran terjadi dan akhirnya keduanya saling memukul. Abid dapat memenangkan perkelahian itu dan duduk di atas dada orang tua itu.
Pada waktu itu, setan yang menyerupakan dirinya dengan orang tua itu berkata, "Beri kesempatan saya berbicara. Engkau bukan seorang nabi dan Tuhan juga tidak memerintahkanmu untuk melakukan ini. Nasihatku adalah pulanglah ke rumahmu. Aku berjanji setiap hari akan kuletakkan dua dinar di bawah bantalmu! Satu dinar untuk memenuhi kebutuhan hidupmu dan yang lainnya bisa engkau gunakan untuk berinfak. Menurutku hal ini lebih baik dan pahalanya lebih besar ketimbang engkau memotong pohon," Abid akhirnya menerima usulan orang tua itu.
Pagi harinya, ketika abid bangun dari tidurnya ia melihat ada dua dinar di balik bantalnya. Hari kedua juga demikian, tapi di hari ketiga ia tidak menemukannya. Abid marah dan mengambil kapaknya menuju tempat di mana pohon itu berada. Kembali setan menghalangi jalannya dan berkata, "Engkau hendak ke mana?" Abid mengatakan, "Saya ingin memotong pohon itu." Setan mengatakan, "Engkau bohong. Demi Allah, engkau tidak akan dapat memotong pohon itu." Kembali keduanya bertengkar dan perkelahianpun tak terelakkan, tapi kali ini berbeda dengan waktu itu. Abid kalah dan ia berada di bawah.
Sang abid kemudian berkata kepada setan, "Biarkan saya kembali. Tapi sebelum itu katakan mengapa kali pertama kita berkelahi saya dapat mengalahkanmu, tapi sekarang menjadi sebaliknya, engkau yang menang?" Setan berkata, "Waktu itu engkau marah karena Allah dan dengan demikian Allah membuatmu mampu mengalahkanku. Siapapun yang berbuat demi Allah, maka ia dapat mengalahkan aku. Tapi kali ini engkau marah demi dunia dan dinar, oleh karena itu engkau tidak dapat mengalahkan aku, sebaliknya aku dapat mengalahkanmu dengan mudah."
Setan akan beraksi menggoda manusia dimulai dari titik paling lemah dari manusia seperti harapan, mimpi dan bahkan kekayaan, anak, pangkat dan lain-lain. Tapi upaya menggoda manusia akan menjadi sangat sulit ketika berhadapan dengan seorang mukmin yang hatinya tidak tertambat kepada dunia. Dari sini, setan mengubah strateginya saat menghadapi orang mukmin. Setan menarget ibadah orang mukmin. Ia akan menyerang seorang mukmin dan mencegahnya untuk melakukan shalat malam dan lain-lain. Pada waktu itu, setan akan menugaskan semua pasukannya untuk menggoda seorang mukmin.
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, metode yang dipakai setan tidak sama kepada setiap orang. Buat manusia biasa, dengan menghiasi dunia, mereka sudah dapat tergoda, tapi itu tidak terjadi dengan orang-orang yang telah sampai pada tingkatan spiritual tertentu. Setan dalam hal ini juga tidak kehilangan cara. Setan menunjukkan dunia kepada orang-orang seperti ini sebagai sesuatu yang rendah dan hina, sehingga mereka merasa terganggung ketika mendekati dunia.
Bila orang-orang yang termakan godaan setan berusaha mendekati dunia, bahkan menyembahnya, sehingga menganggap tidak ada lagi dunia selain yang ada ini, maka orang yang meninggalkan dunia dan tidak memanfaatkannya untuk kepentingan ukhrawinya juga sama tertipu oleh setan. Ayatullah Javadi Amoli dalam tafsirnya saat menjelaskan beragam cara setan dalam menggoda manusia menulis, "Setan menggoda manusia dengan cara yang khusus dan sesuai dengan orang itu. Tidak benar bila seseorang itu zuhud, alim dan bertakwa kemudian setan tidak punya cara untuk menggodanya."
Satu lagi cara setan untuk menggoda manusia adalah menunggangi hawa nafsu manusia. Setan tahu selama ia tidak punya tempat di dalam diri manusia untuk menyebar tipuannya, maka selama itu pula godaannya tidak akan berpengaruh. Tempat setan di dalam diri manusia itu adalah hawa nafsu. Karena hawa nafsu itu sendirilah yang membuat setan diusir dari sisi Allah dari golongan malaikat menjadi makhluk yang terusir. Imam Ali as berkata, "Saya merasa khawatir dari kalian terkait dua hal; menyembah hawa nafsur dan harapan yang berlebihan. Menyembah hawa nafsur akan mencegah kalian menemukan kebenaran dan harapan yang berlebihan membuat kalian melupakan akhirat."
Satu lagi faktor yang membuat manusia binasa adalah mengikuti setan. Pertanyaannya, bagaimana mungkin manusia mengikuti setan? Tak syak, manusia yang berakal tidak akan memberi kesempatan musuhnya untuk mengalahkan dirinya. Tapi sebagaimana telah dikatakan sebelumnya betapa setan memiliki beragam cara untuk menggoda dan menipu manusia. Orang yang mengikuti setan dapat dipahami dari perbuatannya. Biasanya mereka adalah orang yang tidak beriman, berbuat zalim dan perbuatan buruknya, khususnya di dunia modern saat ini dimana manusia terjebak dalam "Jahiliah Modern".
Ada seseorang yagn duduk di persimpangan jalan. Ia melihat setan yang membawa pelbagai macam tali. Ia penasaran dan bertanya, "Wahai setan, untuk apa tali-tali yang ada ini?" Setan menjawab, "Untuk memenjarakan manusia. Tali yang kecil untuk orang yang imannya lemah, sementara tali yang besar untuk orang-orang Mukmin." Setelah itu setan membuka kantongnya yang berisikan tali yang telah putus dan berkata, "Ini adalah tali yang diputus oleh orang-orang beriman. Mereke ridha dengan keridhaan Allah dantidak mau mengikutiku." Orang itu bertanya, "Tali saya yang mana?" Setan berkata, "Bila engkau mau membantuku dan menyambung tali-tali yang telah putus ini, maka kesalahannmu akan kulimpahkan kepada orang lain." Pria itu akhirnya menerima usulan setan."(IRIB Indonesia)
Kirim komentar