Jalan Setan

Jalan Setan

Manusia dengan fitrahnya yang suci dan hati yang bersih senantiasa berusaha untuk bergerak di jalan kebahagiaan. Tapi mereka memiliki musuh bebuyutan yang senantiasa menyusun rencana untuk menyimpangkan manusia dari jalan kebenaran. Ketika setan diperingatkan oleh Allah Swt untuk bersujud kepada Adam as, ia membangkang dan menolak perintah Allah, sehingga ia akhirnya diusir dari sisi Allah. Sejak saat itu pula, setan punya agenda untuk menyesatkan manusia. Ia bahkan berkata kepada Allah Swt, "Dia (iblis) berkata, "Jelaskan kepadaku inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi waktu kepadaku sampai Hari Kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil." (QS. al-Isra: 62)

 

Sebagai jawabannya, Allah Swt berfirman, "Dan provokasi siapa yang kamu mampu di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janji mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka." (QS. al-Isra: 64) Dengan demikian, secara umum setan sejak awal penciptaan hingga Hari Kiamat akan terus berusaha untuk mencerabut prinsip keimanan dalam hati manusia dan bila itu tidak terjadi, ia akan berusaha melemahkan iman manusia. Bila setan tidak dapat masuk dari jalur keimanan, maka ia akan mengajak manusia untuk melakukan perbuatan buruk. Setan adalah  penyamun yang merampas manusia dari jalan yang benar, sementara malaikat merupakan pelayannya agar dapat melewati jalan yang benar ini dengan baik.

 

Peta jalan setan untuk menyesatkan manusia sangat banyak dan beragam. Setan begitu hebatnya dalam memperindah perbuatan manusia sedemikian rupa, sehingga manusia menganggap itu adalah sesuatu yang diinginkannya. Jebakan yang dimiliki setan ternyata berbeda-beda untuk setiap individu sesuai dengan semangat dan keyakinan seseorang. Ada beberapa langkah yang dilakukan setan untuk menyesatkan manusia seperti menggoda, memperindah, menyia-nyiakan perbuatan, membuat lupa, memovitasi berbuat buruk, berjanji dan ribuan rencana lainnya.

 

Setan sendiri menjustifikasi kebenaran perbuatannya dengan alasan bahwa ia diusir dari sisi Allah. Artinya, perbuatannya menyesatkan manusia dikarenakan ia diusir dan untuk itu ia memanfaatkan harapan manusia dengan mendorong mereka untuk mencintai dunia dan kalau boleh menyembahnya. Bila manusia lalai walau hanya sedetik dan tidak berlindung kepada Allah dari kejahatan setan, maka ia akan terjebak dalam perangkap setan yang akhirnya adalah kebinasaan. Tempat persembunyian setan sangat banyak dan kita akan mencoba mengenal satu persatu.

 

Dalam al-Quran disebutkan bahwa menumbuhkan keinginan dan godaan atau membisikan hati manusia merupakan rencana paling utama setan untuk menyesatkan manusia. Allah Swt dalam surat an-Nas ayat 5 berfirman, "Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia." Bisikan setan yang disebut dengan "Waswas" berarti mengucapkan sesuatudengan suara yang sangat pelan. Dari sini, pemikiran buruk yang tersembunyi dalam benak manusia disebut "Waswas". Disebut demikian karena setan memanggil manusia dengan suara pelan ke arahnya. Pekerjaan pertama dari setan adalah membisiki manusia dan pekerjaan yang lain kembali pada bisikan ini. Bisikan inilah yang dilakukan terhadap Adam dan Hawa. Dengan bisikan itulah mereka memakan buah terlarang yang membuat mereka diusir dari surga.

 

Tapi Allah Swt dengan memperhatikan fitrah manusia yang suci memberikan kabar gembira bahwa bila mereka melakukan dosa, mereka masih bisa dekat kepada Allah dengan cara beristigfar dan bertaubat. Dalam ayat 135 surat Ali Imran Allah Swt berfirman, "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui."

 

Ketika ayat ini diturunkan, setan tampak begitu khawatir dan kemudian pergi menaiki gunung yang tinggi di Mekah lalu dengan suara yang tinggi berteriak memanggil teman dan keluarganya. Ia mengumpulkan mereka di sekelilingnya. Mereka kemudian bertanya apa yang menyebabkannya sedih. Setan berkata, "Allah Swt menurunkan ayat yang seperti ini kepada Rasul-Nya dan berjanji kepada orang-orang yang berdosa akan mengampuni mereka bila bertaubat. Ayat ini telah menghancurkan segala upaya yang kita lakukan selama ini. Saya memanggil kalian untuk mengetahui siapa yang memiliki jalan keluar dari masalah ini?"

 

Seorang dari mereka berkata, "Kita dapat menggagalkan pengaruh ayat ini dengan mengajak manusia melakukan banyak dosa yang beragam." Iblis menjawab, "Kita tidak dapat berhasil secara penuh dalam melakukan cara sepertiini." Setiap dari mereka memberikan usulan, tapi setan menolak semuanya dan tidak menerima. Setelah bermusyawarah cukup lama, setan senior bernama Khannas maju dan berkata, "Saya yang akan menyelesaikan masalah ini." Setan bertanya, "Bagaimana?" Khannas berkata, "Dengan memberikan janji manis dan harapan yang panjang saya akan membuat mereka terpolusi dengan dosa. Yang akan saya lakukan adalah membuat mereka lupa akan taubat, istigfar dan kembali kepada Allah." Setan tampak gembira dan menerima usulan ini lalu memeluknya dan mencium keningnya sambil berkata, "Tugasini kuserahkan kepadamu hingga akhir dunia."

 

Setan melakukan rencananya dengan penuh kelicikan. Itulah mengapa bisikan dan godaannya mengambil banyak bentuk dan disesuaikan dengan posisi manusia. Sebagai contoh, kadangbisikan dan godaan setan yang dilakukan saat manusia akan mengambil keputusan melakukan satu perbuatan baik. Sekaitan dengan hal ini, Imam Shadiq as berkata, "Siapa saja yang memutuskan untuk berbuat baik, maka harus segera melakukannya. Karena setiap kali ia mengundurkan waktu pelaksanaannya, maka setan akan menggodanya sampai ia tidak jadi melakukannya." Setan sendiri kepada Nabi Musa as mengaku, "Setiap kali engkau memutuskan untuk bersedekah, maka segera lakukan itu. Karena bila seorang hamba memutuskan untuk bersedekah, saya juga terlibat dan akan menjadi penghalang antara orang itu dan sedekahnya."

 

Tapi bila seseorang menilai Allah Swt sebagai wali dan pengawasnya serta bertawakal kepada-Nya, maka ia akan aman dari tipuan setan. Sebaliknya, seseorang yang berteman dengan setan dan menjadikannya sebagai walinya, selain ia akan mendapat azab di akhirat, dalam kehidupan duniawi ia juga akan mengalami kerugian yang besar. Karena setan memberikan janji bohong kepadanya yang membuatnya terjebak dalam harapan berkepanjangan yang tidak akan pernah diraihnya. Harapan ini kemudian membuatnya menyimpang dari tujuan utama meraih kesempurnaan ilahi lewat penghambaan dan ibadah. Sebagai contoh, terkadang manusia mengharapkan fasilitas di dunia yang membuatnya menggambarkan harapan itu dalam benaknya. Kebanyakan dari harapan itu bak fatamorgana dan pada akhirnya gambaran yang ada dalam benaknya hanya tinggal gambaran yang tidak pernah ada kenyataannya.

 

Setan memiliki kemampuan luar biasa dalam menciptakan gambaran dan harapan seperti ini dalam benak manusia. Setan dengan begitu trampilnya menciptakan harapan dalam benak seseorang untuk memiliki posisi sosial, fasilitas dunia dan lain-lain. Al-Quran mengatakan, "Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka mengubahnya. Barangsiapa yang menjadikan setan menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.  Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.  Mereka itu tempatnya Jahannam dan mereka tidak memperoleh tempat lari dari padanya." (QS. an-Nisa: 119-121)

 

Satu lagi dari rencana besar setan dalam menyesatkan manusia adalah membuat indah pekerjaan buruk manusia. Yakni, setan memanfaatkan sifat manusia yang bangga akan dirinya, lalu membisiki hatinya bahwa pekerjaan yang dilakukannya itu sebenarnya sangat baik. Bahkan setiap pekerjaan buruk yang dilakukannya dibisikkan kepadanya seakan-akan ia telah melakukan sesuatu yang indah dan tepat. Setiap pekerjaan buruk dan melanggar ditampilkan menjadi sesuatu yang benar dan tepat.

 

Mengajak manusia melakukan perbuatan buruk dan memberikan janji bohong juga merupakan mekanisme lain yang dilakukan oleh setan untuk menyesatkan manusia. Ketika manusia yang tertipu oleh setan memasuki neraka, pada waktu itu juga mereka merasakan bahwa tempatnya adalah di neraka dan mulai berdebat satu dengan yang lainnya. Setiap satu dari mereka menyalahkan yang lain. Perlahan-lahan mereka baru menyadari bahwa pelaku asli dari ketergelinciran mereka selama ini adalah setan. Pada waktu itu seakan-akan mereka mengadili setan.

 

Tapi setan berkata kepada mereka, "Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, ‘Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu jangan kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu.' Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih." (QS. Ibrahim: 22)

 

Peristiwa yang terjadi antara setan dan manusia seperti sebuah pertunjukan berseri yang tidak pernah selesai. Tapi al-Quran dan Hadis mengungkap rencana setan baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Dengan merujuk sekilas kepada sumber-sumber agama, manusia dapat mengetahui substansi setan dan pendukungnya. Setan merupakan musuh kebahagiaan manusia dan untuk itulah ia senantiasa bersembunyi di jalan manusia untuk membohongi dan menjebaknya.(IRIB Indonesia)

Kirim komentar