Update Sampang : Kondisi Pengungsi Syiah di Rusunawa Mengenaskan

Update Sampang : Kondisi Pengungsi Syiah di Rusunawa Mengenaskan

2013-07-2010:39:06 Hampir sebulan sudah Pengungsi Syiah Sampang menempati Rumah Susun (Rusun) Warga Pasar Induk Puspa Agro Sidoarjo yang dijadikan hunian sementara baru untuk menghindari amukan ribuan massa anti Syiah di Pulau Madura. Tidak cukup sampai disitu, para pengungsi kembali didera beragam masalah yang menimpa mereka di tempat tinggal mereka yang baru tersebut.

Koordinator Pengungsi Syiah Sampang, Muhammad Zaini saat di temui Selasa (16/07/2013), di Rusun Puspa Agro mengatakan bahwa Pengungsi Syiah Sampang terkendala masalah terkait dengan tempat tinggal sementara yang dinilai sudah mulai tidak layak huni.

“Kamar mandi yang rusak, terus ada keran-keran yang belum diperbaiki, air tersumbat dan beberapa pipa yang bocor, kan bisa berbahaya bagi aktivitas bermain anak-anak dan sangat menganggu kegiatan pengungsi” tutur Zaini.

Zaini melanjutkan juga bahwa Pemprov Jatim sampai sekarang belum mengadakan perbaikan atau renovasi terhadap kamar yang rusak tersebut sehingga sekitar empat atau lima kamar masih dihuni oleh lebih dari satu kepala keluarga.

Masalah lain juga bersumber dari distribusi makanan yang diberikan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) kepada Pengungsi Syiah yang dinilai kurang layak untuk dikonsumsi, karena lauk dan nasi yang disajikan berbau tidak sedap, sudah kadarluarsa dan tidak disertai dengan sayur, sehingga menyebabkan pengungsi tidak selera makan.

“Dari lihat lauknya bau, juga tidak ada sayurnya makanan yang diberikan” ungkap Zaini kesal.

Upaya rekonsiliasi yang diusulkan oleh Pemprov Jatim sangat berarti bagi para pengungsi. Namun, sekiranya Pemprov Jatim melibatkan perwakilan pengungsi dalam musyawarah serta pengambilan keputusannya supaya lebih jelas dan menguntungkan semua pihak, karena penyelesaian konflik ini sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup Pengungsi Syiah yang akan kembali ke tempat tinggal semula.

Perwakilan Ahlul Bait Indonesia (ABI) Jatim yang mengawal Pengungsi Syiah sampai saat ini, Ali Ridho menyesalkan pihak Pemprov Jatim, dimana pengungsi sampai sekarang belum menerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) dari pemerintah, padahal administrasi kependudukan lengkap.

Masalah krusial lainnya juga yang menjadi sorotan penting adalah msalah pendidikan. Ali Ridho mengungkapkan bahwa Dinas Pendidikan Sidoarjo bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Jatim sudah menyiapkan skema pendidikan formal di sekolah yang dekat dengan Rusunawa Puspa Agro. Dinas Pendidikan menjamin bahwa biaya pendidikan ditanggung pemerintah dan jika ada diskriminasi maka pemerintah yang akan turun langsung menangani hal tersebut.

"Realitas yang terjadi bahwa hingga saat ini dinas pendidikan masih mengirim guru untuk mengajar anak-anak di Rusun" Ungkap Ali Ridho.
Pengungsi sangat mengharapkan Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera merealisasikan perbaikan hunian dan memberikan makanan bergizi bagi pengungsi untuk menjamin kelayakan serta kenyamanan tempat tinggal.

Selain itu, Dinas Pendidikan Sidoarjo dan Jatim diharapkan secepatnya memberikan izin sekolah di sekitar Rusunawa agar pengungsi mudah membaur dan bergaul dengan masyarakat sekitar.

Dikhawatirkan jika pendidikan tetap dilaksanakan di dalam Rusun, maka Pengungsi Syiah Sampang akan dinilai tertutup dan eksklusif oleh masyarakat sekitar yang kondisinya rawan menimbulkan konflik yang tidak diinginkan bersama.

Islamtimes

Kirim komentar