Islam Universal Pengenalan Akhidah Islam 5
وَ الَّذينَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوتَ أَنْ يَعْبُدُوها وَ أَنابُوا إِلَى اللهِ لَهُمُ الْبُشْرى فَبَشِّرْ عِبادِ
Dan orang-orang yang menjauhi ibadah kepada thagut dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira. Sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada hamba-hamba-Ku,( Zumar: 17)
ٱلَّذينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولٰئِكَ الَّذينَ هَداهُمُ اللهُ وَ أُولٰئِكَ هُمْ أُولُوا الْأَلْبابِ
yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. (Zumar: 18)
Pada kesempatan ini setelah kita melewati beberapa pembahasan tentang keyakinan keber-agamaan mulai dari pembahasan 1 sampai 4 kita memasuki pembahsan ke 5 tentang keuniversalan ajaran agama Ilahi.
Yang lalu telah disebutkan bahwa secara umum agama terbagi atas 2 yaitu :
- Agama yang diturunkan oleh Allah swt (Samawi)
- Agama bukan dari Allah yang di buat oleh manusia (Aradhi)
Sebagaimana jika kita mengikuti perinsip dasar manusia, dimana manusia adalah mahluk secara penciptaan ia dicipta dengan fitrah pencarian, yakni penelusuran kepada hal-hal yang secara rasional lebih sempurna. Oleh karena itu dengan fitrahnya menusia senantiasa mencari dan menuntut yang lebih sempurna.
Dari perinsip dasar inilah kami pada kesempatan ini hanya ingin membahas berkenaan dengan agama samawi. Karena hanya agama samawi yang sejalan dengan fitrah manusia, disisi lain akal sehat manusia tidak mengizinkan manusia menghabiskan waktunya untuk mencari agama yang tidak mengarahkan manusia kepada kesempurnaan. Sementara agama ardhi adalah agama tidak bisa memenuhi kebutuhan manusia untuk sampai pada kesempurnaan.
Agama samawi adalah agama yang Allah turunkan kebumi untuk menjadi panduan hidup manusia demi kesejateraan hidup dunia akhirat. Allah maha pencipta yang telah menciptakan alam semesta dengan menyertakan rambu-rambu dan sistem keteraturan sehingga alam ini berjalan dengan baik dan bergerak teratur menuju kesempurnaannya.
Allah mencipta segala hal mulai dari hal yang paling kecil sampai pada hal yang paling besar yang berkenaan dengan mahluknya. Dengan demikan Allah pulalah yang mengetahuai segalah hal yang berkenaan dengan diri ciptaannya, berkenaan dengan kebutuhannya.
Allah yang menciptakan manusia, Allah pulalah yang mengetahuai apa yang dibutuhkan oleh manusia. Manusia adalah mahluk yang paling mulia, dan dengan kemuliaannya ia diberi ihtiar untuk menentukan sikap hidupnya untuk mengangkat derajat kemuliaannya mencapai tujuan yang lebih mulia dan lebih sempurna yaitu Allah Swt.
Dengan demikian Allah menurunkan Agama sebagai landasan manusia untuk berpijak sebuah agama yang didalamnya mengkalkulasi berbagai masalah yagn berkenaan dengan kebutuhan manusia, baik berkenaan dengan hal-hal yang diperintahkan yaitu sejalan dengan kemuliaannya maupun larangan yang mana hal tersebut bertentangan dengan kemualiannya. Disinilah peranan ihktiar manusia untuk memilih apakah ingin mempertahankan kemuliaan dirinya sebagai fitrah penciptaaannya atau memilih untuk keluar dari nilai-nilai fitrahnya dengan tidak menerima ketentuan dan agama yang Allah turunkan lalu membuat agama baru.
Allah yang menciptakan manusia, berarti Allahlah yang mengetahuai keberadaan manusia sebagai mana adanya, Allah mengetahui bahwa manusia butuh agama, butuh idiologi landasan dan panduan dalam melakukan aktivitas-aktivitas hidup. Manusia butuh panduan dan landasan pemikiran untuk berperilaku hidup, baik hidup individu, sosial dan bermasyarakat, maupun hidup berhubungan dengan mahluk lain atau hubungan manusia dengan peciptanya yaitu Allah Swt.
Dengan demikian agama adalah ajaran universal ajaran yang mencakup segalah aspek baik duniawi maupun ukhrawi, makhluk ataupun Tuhan, ciptaan maupun yang pencipta.
Meskipun berdasarkan definisi umum agama oleh kalangan intelektual dan ilmuan, yang mendefinisikan agama dengan mengatakan bahwa:
“Agama adalah segala bentuk pemikiran yang mana segalah aspek perilaku manusia berdasrkan dengan pemikiran tersebut”
Berdasarkan definisi tersebut maka tercakup didalamnya segala macam agama baik agama Samawi maupun agama Ardhi. Tapi pada kesempatan ini saya hanya ingin menjelaskan agama universal sebab agama ardhi (bumi) adalah ajaran yang tidak universal maka dengan sendirinya keluar dari pembahsan.
Oleh karena itu pembahasan kita kali ini berkisar tentang “Universalitas agama Tuhan (agama yang Allah turunkan)”.
Sebelum kita lebih jauh membahas tentang hal tersebut mari kita melihat apa ciri-ciri keuniversalan agama.
Diantara ciri dan ke khususan keuniversalan agama adalah:
- 1. Diturunkan oleh Allah;
(Allah menciptakan seluruh mahluk dan Allah pulalah yang mengetahui kebutuhannya. Allah mengetahui bahwa makhluk butuh penunjang untuk meningkatkan kemuliaannya menuju kesempurnaan yaitu Allah Swt. Maka Allah menurukan Hidayah yang bernama agama yang dikawal oleh Nabi dan wakil pembantu nabi sesuai dengan kebutuhan agama tersebut).
- 2. Sejalan dengan fitrah manusia;
(Fitrah penciptaan makhluk adalah mencari dan menelusuri hal-hal yang sempurna dan itu hanya terjawab dalam agama Islam)
- 3. Tidak bertentangan dengan akal manusia;
(akal menusia mengatakan bahwa zhalim, penindasan adalah kehinaan, dan Adil dan berlaku jujur serta menolong adalah baik dan terpuji, agama datang membenarkan dan menekankan hal yang sama)
- 4. Ajarannya tidak terbatas oleh zaman dan wilayah;
(agama Allah menjelaskan hal-hal yang dibutuhkan manusia didunia dan akhirat)
- 5. Tidak memilki tendensi apapun.
(Allah tidak memiliki tujuan pribadi untuk menurungkan agamaNya) Keagungan dan kesempurnaanNya tidak ada kekuarangan sedikitpun jadi Allah sudah tidak membutuhkan pada hal lain, yang yang lain hanya ciptaan dari ciptaan Allah.
Kelima ciri khas agama Tuhan tersebut menandakan bahwa agama Tuhan adalah agama yang universal.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah semua agama-agama Tuhan memiliki ciri khas tersebut seperti agama keristen, yahudi, majusi, maupun agama Islam. Kalau semuanya memiliki ciri khas tersebut, lalu apa perbedaannya antara satu agama dengan yang lainnya? Mengapa sebagian dari agama Tuhan tersebut tergantikan dengan agama yang lainnya? Atau mengapa agama satu diturunkan lebih dahulu dan yang lainnya belakangan, mengapa tidak diturungkan sezaman sekaligus?
Keuniversalan satu agama berbeda dengan lainnya, sesuai dengan tuntutan wilayah dan zamannya. Itu disebabkan karena ada agama terbatasi oleh wilayah dan zaman. Agama yahudi Nabi Musa as Universal pada wilayah dan zamannya dan Agama Masehi Nabi Isa As juga universal pada wilayah dan zamannya.
Namun agama Islam yang datang setelah kedua agama besar tersebut tidak terbatas wilayah serta lebih Universal dan lebih sempurna dan menyempurnakan agama-agama terdahulu sesuai dengan tuntutan zaman dan wilayah dunia secara global.
Orang yang beragama yahudi dizaman nabi musa as adalah orang beragama sempurna, dan orang yang beragama keristen di zaman nabi Isa as beragama sempurna, dan orang-orang yang beragama Islam di zaman Nabi Muhammad sampai sekaranglah orang-orang beragama sempurna. Tapi jika sebaliknya orang-orang beragama yahudi atau masehi di zaman setelah agama Islam diturunkan berarti ia tidak beragama universal dan sempurna, karena hanya Islamlah yang sempurna dan penyempurna agama-agama sebelumnya.
Hanya agama Islamlah yang bisa menjawab tuntutan kebutuhan zaman sekarang dan yang akan datang sampai hari kiamat, dan Allah sendiri berjanji menjaga kemurnian ajarannya mulai dari diturunkannya sampai hari kiamat.
Sedang Allah tidak berjanji untuk menjaga agama-agama terdahulu Allah tidak menjaga kemurnian dan kelanggengan bahkan menggantikan agama tersebut dengan ajaran baru yaitu Islam. Sehingga kita bisa saksikan sekarang ajaran-ajaran seperti Ajaran berkenaan dengan keTuhanan agama Kristen dengan konsep trinitasnya sangat layak dipertanyakan apakah ini adalah ajaran yang datang dari Tuhan yang diturunkan kepada nabi Isa as atau ummat keristen sendiri yang memplesetkan dan mengubah ajarannya yang bertentangan dengan konsep ketauhidan ajaran Nabinya (Isa as) dan juga bertentangan dengan agama Islam. Dan banyak lagi yang bertentangan dengan ajaran Islam. Karena sama-sama diturunkan oleh Allah semestinya agama Kristen, Yahudi, dan Islam ada kesamaan atau setidaknya kemiripan namun hal ini tidak bisa kita dapati, ini mengindikasikan bahwa sudah terjadi perubahan keaslian ajaran agama tersebut.
Karena agama-agama lain selain sebagian ajarannya bertentangan dengan ajaran Islam, ajarannya tidak dapat menjawab problematika sosial yang ada.
sementara agama Islam diturunkan untuk menjawab masalah-masalah sekarang maka agama selain Islam tidak lagi layak untuk di jadikan panduan sekarang dijaman ini. Kalaupun layak mengapa mereka tidak menjadikannya sebagai landasan hidup berkelompok atau digunakan sebagai sebuah tuntunan bernegara? Atau sebenarnya semua itu hanya sebagai alasan untuk lari dari agama firah yaitu Islam.
Artinya kalau ada yang menjadikan panduan agama-agama tersebut berarti menolak dan bertentangan dengan tuntutan fitrahnya dengan tidak menerima ajaran Allah yang baru yaitu Islam.
Dan itu berarti menjalankan ajaran yang tidak lagi universal, tidak universal berarti bertentangan dengan kemuliaan manusia itu sendiri.
Padahal Islam datang mengatur segalah aspek kehidupan manusia mulai dari yang paling aspek yang paling kecil sendi kehidupan individu manusia sampai aspek yang paling besar dan rumit dalam hubungan sosial masyarakat berkenaan dengan langgeng dan tidaknya nilai-nilai kemanusiaan dirinya, baik berkenaan dengan kehidupan dunia maupun akhirat. Berkenaan dengan hubungannya dengan sesama mahluk maupun hubungannya dengan Tuhannya/Pencitanya.
Sabagai contoh bagaimana Islam mengatur sendi-sendi kehidupan manusia. Islam mengatur bangaimana hukum keluar masuk kamar mandi.
Pada sektor ini saja terdapat lebih dari 10 aturan/hukum. Misalnya; ketika hendak masuk, masuk dengan kaki kiri, dianjurkan menggunakan tutup kepala, duduk jongkok, jangan menghadap kiblat, tidak membelakangi kiblat … najis harus di cuci dengan bersih …dan seterusnya.
Islam mengatur bagaimana hidup berkeluarga dan ber-rumah tangga. Islam mengatur bagaimana saling menyayangi sesama manusia, bagaimana memperlakukan mahluk yang lain, dan yang paling penting bagaimana manusia mempersiapkan dirinya menghadapi kehidupan setelah kehidupan dunia yaitu akhirat.
Bisakah ia mempertahankan kemuliaannya dan layak mendapat kebahagiaan diakhirat, atau justeru jatuh dan terjerumus kelembah kehinaan karena kesombongannya menentang ajaran agama Penciptanya yang sengaja diturunkan untuk kelanggengan kemulian dan kesempurnaan dirinya.
Islam dengan kitab suci wahyu Allah (al Qur,an) yang di jelaskan oleh nabi dan para Ahlul baitnya tidak menyisakan sedikitpun celah dalam masalah kehidupan dunia dan semuanya demi menunjang perjalanan kesempurnaan manusia menuju Pencitanya.
Islam mengatur bagaimana hidup bernegara, menjelaskan hak-hak individu dalam suatu Negara dan hak-hak kelompok dalam hubungan internasional. Hal ini dapat kita lihat dengan dicantumkannya risalah Hukum asasi Imam zainul Abidin Di PBB yang dijadikan panduan dalam mengatur hak asasi antar bangsa-bangsa sedunia, yang meskipun kita saksikan banyak dilanggar oleh sebagian anggotanya, terutama oleh Negara-negara barat yang memang tidak menerima ajaran agama Islam. Bahkan melawan agama Islam, Barat yang mengusai dunia tidak memahami konsep keunivesalan hasilnya kezaliman, diskriminasi, pelanggaran hak azasi dll bisa kita saksikan dimana-mana baik sifatnya individu, kelompok, Negara maupun internasional.
Padahal sekiranya Islam menjadi pengendali hidup individu, berkelompok berbangsa dan bernegara yaitu Islam menjadi panduan dalam berbangsa dan bernegara serta berhubungan dengan bangsa satu dengan yang lainnya maka kedamaian akan terwujud dengan menyeluruh di seluruh bangsa-bangsa di dunia. Tapi sayang jutru sebagian manusia yang mengaku Islam menampakan perilakuannya yang sama sekali tidak Islami dan melanggar hak-hak sesamanya.
Lalu apa yang dimaksud dengan Islam rahmatan lilalamin? Islam Rahmatan Lilalamin maksudnya adalah dengan agama Islam kedamaian kesejatraan, keadilan dan kebenaran yang menjadi hakim didunia bukan kezaliman.
*Ditulis oleh Qamarudin dan di edit oleh Suparno Sutrisno
Kirim komentar