Nasib Musuh Imam Husein as: Bujdul bin Salim al-Kalbi

Nasib Musuh Imam Husein as: Bujdul bin Salim al-Kalbi

Bujdul (Buhdul) bin Salim al-Kalbi

 

Bujdul merupakan anggota pasukan Umar bin Saad di Karbala.

 

Pada peristiwa Asyura tahun 61 Hq, ketika pasukan Umar bin Saad menggugursyahidkan Imam Husein as, mereka tidak berhenti di situ, tapi menyerbu jasad beliau untuk menjarah harta yang ada di badannya. Bujdul bin Salim, semoga Allah melaknatnya, mengambil cincin Imam Husein as dengan memotong jari beliau. Cincin yang dijarahnya itu bukan cincin Rasulullah Saw yang diserahkan kepada beliau.

 

Mukhtar al-Tsaqafi ketika bangkit menuntut balas darah syuhada Karbala berhasil menangkap Bujdul dan memerintahkan agar dua tangan dan kakinya dipotong. Setelah perintah itu dilakukan, Bujdul hanya bisa berteriak kesakitan dengan berguling di atas tanah dan mati setelah kehabisan darah.

 

Catatan:

Muhammad bin Muslim meriwayatkan, "Saya bertanya kepada Imam Shadiq as mengenai cincin Imam Husein dan cincin itu jatuh ke tangan siapa? Saya mendengar bahwa cincin beliau termasuk barang jarahan dengan barang-barang yang lain."

 

Imam Shadiq as berkata, "Tidak demikian. Mereka hanya mengira-ngira telah menjarahnya. Imam Husein as berwasiat kepada anaknya Ali bin al-Husein as-Sajjad agar memakai cincinya dan menyerahkan urusan Imamah kepadanya. Hal itu sama seperti yang dilakukan oleh Rasulullah Saw kepada Ali bin Abi Thalib as, Imam Ali kepada Hasan bin Ali as, dan Imam Hasan kepada Husein bin Ali as. Setelah itu cincin ini diserahkan kepada ayahku dari ayahnya, Imam Sajjad as dan sekarang ada padaku. Setiap hari Jumat aku memakainya dan melakukan shalat dengannya."

 

Muhammad bin Muslim berkata, "Pada hari Jumat saya menemui Imam Shadiq as dan shalat bersamanya. Setelah selesai shalat, beliau menjulurkan tangannya kepadaku. Saya melihat cincin di jarinya yang tertulis "Laa Ilaaha Illallaah ‘Uddatun Li Liqaaillah"."

 

Imam Shadiq as berkata, "Ini adalah cincin kakekku Abu Abdillah al-Husein as." (Nafas al-Mahmum, hal 200 mengutip Syaikh Shaduq dan Raudhah al-Wa'izhin. Mausu'ah al-Imam al-Husein as mengutip Tarjamah al-Amali, Kamareh-i) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

 

Sumber:

1. Nafas al-Mahmum.

2. Bihar al-Anwar, jilid 45.

3. Mausu'ah al-Imam al-Husein.

4. Muntaha al-Amal.

Kirim komentar