Penulis Saudi Protes Keras Doa untuk Kehancuran Muslim Syiah

Penulis Saudi Protes Keras Doa untuk Kehancuran Muslim Syiah

Seorang penulis wanita Arab Saudi memprotes masuknya pengaruh sektarianisme ke masjid-masjid di negara itu dan sikap para Imam masjid ekstrem yang mendoakan kebinasaan bagi Muslim Syiah di Irak juga di negara-negara lain. 

 

TV Alalam (3/6) melaporkan, Maram Abdulrahman Makkawi dalam makalah berjudul "Mimbar-mimbar Hidayah atau Kutukan" yang dimuat di surat kabar Al Watan menulis, "Imam masjid daerah kami di kota Jeddah, ketika memimpin shalat, berdoa untuk kehancuran Muslim Syiah dengan sangat antusias dan bersemangat. Pada saat yang sama sebelumnya dalam khutbah shalat Jumat, khatib mengingatkan soal kepungan bahaya Syiah, padahal di daerah kami tidak ada satu pun orang Syiah."

 

Di bagian lain makalahnya Makkawi mengatakan, "Setelah sedikit melakukan penelitian, saya baru sadar bahwa masalah ini tidak hanya di Jeddah saja, tapi di seluruh wilayah Saudi. Masyarakat diprovokasi untuk mengutuk kelompok yang berbeda dan hal ini bahkan diajarkan kepada anak-anak kecil."

 

Makkawi mengaku menentang keras sikap-sikap semacam ini. "Mungkin saja di banyak masalah kita berbeda dengan saudara kita Syiah, namun sikap seperti itu terhadap mereka sangat tidak bisa diterima," tegasnya.

 

Ia ingin agar mimbar-mimbar masjid berubah menjadi tempat untuk menjalin persaudaraan dan bukan permusuhan. Makkawi mendesak pemerintah Saudi untuk menghadapi fenomena ini dan mencegah masjid-masjid terkontaminasi masalah-masalah semacam ini.

 

Ditambahkannya, "Saya tidak tahu bagaimana bisa orang-orang ini (Imam masjid) dapat mengatakan hal seperti itu tanpa mengkhawatirkan balasan atau kecaman. Menurut saya sudah habis masanya bagi orang-orang yang suka menyebarkan pemikiran-pemikiran beracun kepada masyarakat."

 

"Apakah setelah mendengar doa-doa yang dilantunkan untuk kehancuran mereka, warga Syiah akan tetap loyal terhadap negaranya?", tanya Makkawi.

 

Baru-baru ini sejumlah penulis Saudi memprotes keras kelompok garis keras Salafi anti-warga Syiah. Sebagian pengamat menilai, masalah ini muncul seiring dengan meningkatnya kontak dan hubungan Muslim Sunni dengan Muslim Syiah di Saudi.(ABNA)

Kirim komentar