Imam Khomeini, Penentang Kezaliman

Imam Khomeini, Penentang KezalimanPemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pidato memperingati hari wafatnya Imam Khomeini ke-24  Selasa (4/6) menyinggung peran besarFounding Father Republik Islam Iran ini dan gerakan 15 Khordad yang dipimpin marja syiah Iran itu. Gerakan 15 Khordad sebagai cikal bakal gerakan besar revolusi Islam yang menjadi simbol persatuan antara rakyat dan ulama. Imam Khomeini memulai gerakan politiknya pada dekade 1960 melawan rezim despotik Shah. Selama tiga dekade yang sensitif, Imam Khomeini mengalami berbagai penderitaan hingga diasingkan ke luar negeri.

 

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya mengungkapkan tiga prinsip utama perjuangan Imam Khomeini bersama rakyat melawan rezim despotik Shah, yaitu yakin kepada Allah swt, percaya kepada rakyat, dan percaya diri. Ketiga prinsip inilah yang mengantarkan bangsa Iran meraih kemenangan dalam revolusi Islam tahun 1979. Hingga kini, prinsip-prinsip itulah yang mengantarkan bangsa Iran mencapai kemajuan gemilang di tengah derasnya berbagai tekanan musuh selama lebih dari tiga dekade pasca kemenangan revolusi Islam.

 

Sejarah membuktikan selama lebih dari tiga dekade, pemikiran Imam Khomeini tidak hanya berperan dalam revolusi Islam Iran. Tapi lebih luas dari itu, kebangkitan Islam di kawasan juga dipengaruhi oleh pemikiran Imam Khomeini. Gerakan besar perlawanan rakyat yang ditampilkan bangsa Iran bersama Imam Khomeini bukan hanya berhasil menggulingkan rezim despotik dukungan Barat di dalam negeri. Bahkan telah menjadi model baru bagi perlawanan menghadapi hegemoni dan imperialisme global.

 

Para analis politik menilai pemikiran Imam Khomeini yang mengusung prinsip-prinsip universal seperti kebebasan, kemuliaan manusia, dan penentangan terhadap kezaliman telah mengibarkan sistem baru yang mengancam kekuatan arogan global yang selama ini mengklaim sebagai pengusung demokrasi dan hak asasi manusia di dunia meski kenyataannya menjadi pengobar perang di dunia.

 

Imam Khomeini menghantarkan Revolusi bangsa Iran menjadi model baru bagi gerakan kebangkitan Islam di dunia yang melampaui zamannya. Di saat pemikiran sekularisme telah menancap sedemikian kuat di dunia, Imam Khomeini menawarkan sistem pemerintahan demokrasi religius yang menjadi alternatif baru sistem politik modern.

 

Imam Khomeini meletakkan fondasi sistem pemerintahan Islam yang berpijak pada kehendak rakyat yang seirama dengan nilai-nilai agama. Beliau juga memberikan inspirasi besar bagi bangsa-bangsa tertindas di dunia untuk bangkit melawan penindasan dan kezaliman di dunia.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam pidatonya menegaskan kembali pandangan Imam Khomeini mengenai perhatian terhadap masalah Palestina. Pandangan tersebut hingga kini menjadi bagian dari perjuangan bangsa Iran ditengah derasnya sanksi dan tekanan terhadap bangsa tertindas Palestina dan muslim dunia yang tertindas.

 

Kini, setelah 24 tahun wafatnya, orang mengenal Imam Khomeini bukan hanya sebagai ulama besar Islam dan bapak Revolusi Islam Iran. Tapi, dunia menyebutnya sebagai seorang pejuang penentang kezaliman dan pembela orang-orang yang tertindas.(IRIBIndonesia)

Kirim komentar