Siapakah Sheikh Ahmad al-Asir? 1

Siapakah Sheikh Ahmad al-Asir? 1

Selama dua tahun terakhir, ulama ekstrimis Salafi ini memulai memecah belah kota Saida di selatan Libanon dan  mengungkapkan tujuannya untuk melawan Hizbullah. 
 
Libanon telah menyaksikan gerakan baru memecah belah dalam satu tahun terakhir ini yang dipelopori oleh seorang ulama garis keras Libanon bernama Ahmad al-Assir.  Plot baru itu dengan jelas menyatakan tujuannya untuk melawan  Hizbullah Libanon. Tampaknya, plot baru itu didukung oleh negara-negara ekstremis di seluruh kawasan Timur Tengah.  
 
Ahmad al-Assir al-Husseini  dilahirkan dari ayah yang Sunni dan ibu yang Syiah di Saida pada tahun 1968. Kakeknya Yusuf bin Abdel Qadir bin Mohammad al-Assir al-Husseini adalah seorang penyair, peneliti dan salah satu pendiri Renaissance di Shamat. Al-Assir memiliki dua istri dan tiga anak. 
 
Dia dikenal dengan nama keluarga 'al-Assir' (tawanan) di Libanon karena salah satu nenek moyangnya pernah ditangkap pasukan Perancis selama menjajah Libanon. 
 
Al-Assair memulai karirnya di Saida dengan menekuni pendidikan agama. Meski baru berusia 7 tahun, al-Assir bisa menghafal Quran dan memiliki ketrampilan relevan. 
 
Dia belajar mata pelajaran agama di sekolah Sunni Dar al-Fatwa di Beirut. Sebelum terjadinya gerakan Kebangkitan Islam, dia menjadi imam di Masjid Bilal di Saida. Al-Assir mulai terkenal di awal 2011 ketika dia mulai menganjurkan rakyat untuk melawan Bashar al-Assad. 

Al-Asir mengklaim bahwa dia tidak sedang mengejar tujuan-tujuan politik di Libanon. Menurutnya, dia hanya menyiarkan budaya Islam di wilayah itu lewat berbagai ceramahnya.  
 
Tapi berbagai pidatonya mengungkapkan tujuan politik yang bertentangan dengan apa yang diklaimnya. Dia mengungkapkan pendapatnya dalam berbagai masalah mulai Palestina, perang Afghanistan, Irak, dan Iran. 

Selama karirnya sebagai tokoh politik, al-Assir telah membuat berbagai pernyataan  yang telah disiapkan sebelumnya untuk menghidupkan perang sektarian di Libanon. 
 
Dia memperkenalkan dirinya sebagai seorang ulama ekstremis dengan mengutuk Sayyid Hasan Nasrullah, Sekjen Hizbullah Libanon.  

Al-Assir sangat menekankan terciptanya keseimbangan antara berbagai kelompok Libanon dan pelucutan senjata Hizbullah. Pada tanggal 10 Muharam tahun lalu, al-Assir mulai bergerak ofensif melawan Syiah dan Islam. Bersambung (islamtimes)

Kirim komentar