Arogansi dalam Perspektif Rahbar

Arogansi dalam Perspektif Rahbar

 

Media dan Propaganda

Sarana kerja kaum arogan banyak bertumpu pada media massa. Media massa di dunia sangatlah berpengaruh dan memberi keuntungan besar bagi para pemodalnya. Berbagai media massa besar dunia, baik kantor berita, radio, televisi, maupun surat kabar, adalah milik para pemegang modal yang umumnya adalah donatur para penguasa arogan dunia. Berita-berita dipublikasikan ke seluruh penjuru dunia sudah disesuaikan dengan alur kepentingan mereka.

 

Umat Islam di pelbagai penjuru dunia harus menggunakan kaidah umum ini dalam memandang setiap pemberitaan tentang Iran yang berasal dari lembaga-lembaga pemberitaan Barat maupun statemen para petinggi politik mereka. Umat Islam harus selalu sadar bahwa kaum arogan dunia, khususnya AS, gencar berusaha menggambarkan Iran di mata dunia dengan citra yang jauh dari fakta dan realitas.

 

Gagasan Negosiasi

Mereka cukup sering mengatakan ingin menjalin hubungan dengan Republik Islam Iran. Tapi sesungguhnya mereka berbohong, sebab yang mereka inginkan bukanlah hubungan yang sehat, melainkan hubungan yang sejalan dengan pemaksaan kehendak; hubungan yang seirama dengan aroganisme kekuatan-kekuatan adidaya; hubungan yang mencerminkan jalinan antara AS dengan rezim-rezim terbelakang dan korup. AS kini terpaksa mengungkapkan sendiri realitas ini.

 

Orang yang berpikir bahwa Republik Islam Iran sebaiknya berunding dengan imperium arogansi –yakni AS- tak lepas dari dua kemungkinan; berkarakter polos dan atau penakut. Para arogan dunia lebih dulu menikmati wibawanya sebelum menikmati kekuatan dan kemampuannya. Secara lebih fundamental lagi, mereka sebenarnya hanya hidup dengan pencitraan dan pembentukan opini yang mengesankan kewibawaan mereka agar orang-orang takut kepada mereka.

 

Penyebaran Rasa Frustasi dan Skeptisisme

Musuh berusaha membuat masa depan selalu terlihat gelap di mata masyarakat agar rakyat tidak memiliki harapan apapun. Ketika mengupas isu perekonomian Iran, misalnya, mereka selalu membicarakannya dengan nada skeptis dan seakan tidak ada titik terang sama sekali untuk masa depan perekonomian Iran. Inilah bagian dari cara kaum arogan dalam upaya menebar frustasi di tengah masyarakat Iran. Naifnya, di tengah gencarnya gerakan Iran dalam menggalang pembangunan, kemakmuran, dan kemajuan, ternyata masih ada orang-orang polos -atau memang punya ambisi- yang bukannya memberikan kontribusi dan dukungan, tetapi malah menebar keraguan dan syak wasangka dengan asumsi bahwa masyarakat juga akan bersikap demikian. Pengelolaan yang baik dan kuat pasti akan menghasilkan kemajuan. Mengapa mereka menebar keraguan menyangkut kemajuan sebuah bangsa? Orang yang berkesempatan bicara jangan sampai membuat pernyataan seirama dengan statemen pihak musuh dan kaum arogan dunia. Sebab keraguan rakyat kepada usaha dan jerih payahnya adalah target yang sangat diharapkan pihak musuh.

 

Pengobaran Pertikaian

Selagi persatuan tetap ada di tengah umat mukmin dan para hamba salih Allah Swt, maka di sana pasti ada Tauhid dan Allah Swt pasti bersama mereka. Sebaliknya, di manapun hamba-hamba mukmin dan salih saling bertikai, maka di situ pasti ada setan dan musuh Allah Swt. Di saat Anda bertikai, berenunglah dan Anda akan segera menemukan keberadaan setan, termasuk setan yang bersembunyi dalam diri kita, yaitu apa yang disebut nafsul ammarah dengan bahayanya yang melebihi setan-setan lain. Pada setiap pertikaian pasti tersembunyi rasa ego atau bahkan tendensi dan ambisi, atau juga pasti ada tangan-tangan asing, musuh, arogan, dan tiran.

 

Jangan biarkan api pertikaian menyala. Biarkan setiap orang bertahan pada keyakinan masing-masing. Tapi ini bukan berarti masing-masing harus tutup mulut dan tidak berargumentasi. Sebab berbeda antara berargumentasi dan bermusuhan; antara berdialog secara argumentatif dan berpadu dengan suara kaum arogan dunia; antara berdiskusi dan menghabiskan waktu untuk bertikai antarumat Muslim.

 

Di tengah isu ikhtilaf antarumat Islam, fenomena baru yang terjadi pasca kemenangan Revolusi Islam di Iran dan tersebarnya pemikiran revolusi ke seluruh dunia Islam ialah trik kaum arogan dunia dalam berusaha membendung Islamisasi Iran. Trik itu dilakukan dengan cara menyebut Islamisasi yang dibawa oleh revolusi Islam Iran sebagai gerakan Syiah dalam paham kemazhaban yang sempit, dan bukan dalam pengertian Islamnya yang luas dan universal. Dari sisi lain, para arogan dunia juga rajin menabur bibit kemunafikan dan kebencian antara Syiah dan Sunni. Menyadari konspirasi terkutuk ini, sejak awal Republik Islam Iran selalu menegaskan kepeduliannya kepada persatuan Islam dan senantiasa mengingatkan umat agar tidak terjerumus ke dalam jebakan musuh.

 

Prakarsa Timur Tengah Raya

Prakarsa Timur Tengah Raya yang diproyeksikan oleh AS tak lain adalah gagasan untuk menghimpun seluruh kepentingan yang ada di kawasan ini untuk kemudian digelontorkan ke dalam gudang interes adidaya AS. AS masih belum puas dengan pengaruh dan hegemoni yang sudah dimilikinya selama ini. AS mendambakan kekuasaan mutlak atas seluruh kawasan dunia, terutama Timteng yang merupakan satu kawasan vital dunia serta kaya akan sumber daya alam dan manusia.

 

Para arogan dan rezim-rezim imperialis dunia sejak dulu sampai sekarang memandang rezim Zionis Israel sebagai instrumen untuk menekan rezim-rezim Arab dan Islam di Timteng. Israel adalah aset para penguasa Barat untuk menikam jantung Dunia Islam. Sekarang Israel menjadi anjing terlatih yang kendalinya ada di tangan Si Setan Besar, AS. Karena itu, tak aneh jika Israel tidak segan-segan melakukan tindakan sekeji apapun semisal pelanggaran hukum internasional, penistaan HAM, agresi terhadap negara-negara sekitar, aksi teror, penculikan aktivis. Celakanya lagi, semua kejahatan Israel itu tidak pernah mendapat kutukan dari para arogan dunia, terutama Si Setan Besar.

 

Konspirasi Sistematis

Para arogan dunia berpikir secara profesional tentang Islam. Mereka mengkaji bangsa-bangsa Muslim beserta spirit, paham, dan aliran mazhab masing-masing. Tindakan mereka membuatkan arsipnya di pusat-pusat penelitian, kebudayaan, intelijen, dan politik kemudian melakukan kajian ulang atas semua itu adalah dalam rangka ini. Salah satu diantaranya adalah seminar yang berlangsung di Israel dengan tema ‘Mengenal Islam dan Syiah di Iran'. Di kebanyakan tempat di dunia, seminar maupun forum-forum penelitian umumnya diprakarsai oleh para pemodal dan kaum arogan dunia Barat. Mereka mengkampanyekan koreksi terhadap Islam. Mereka mengerahkan segenap kemampuan berpikirnya untuk mempertahankan globalisme seperti yang mereka kehendaki. Sebab, jika mereka tidak berpikir dan tak memiliki data untuk mengantisipasi perkembangan masa depan, mereka akan tersingkir. Karena itu, berbagai instrumen pemikiran yang tercanggih ada di tangan mereka.

 

Pemanfaatan Para Agamawan Materialis

Di tengah masyarakat yang tidak mungkin disisihkan dari kaum agamawan, para kekuataan arogan berusaha merekrut kalangan ulama ke dalam istana-istana fasad dan rezim-rezim tiran. Para ulama istana inilah yang sering dikecam dan disebut oleh Imam Khomeini ra sebagai pengkhianat Islam.

 

Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as, tokoh terkemuka pada zamannya, pernah berkata, "Aku melihat pundakmu engkau serahkan kepada para tiran sebagai poros penggilingan agar kelaliman mereka terpikul di pundakmu, dan agar mereka dapat bersandar kepadamu dalam menindas rakyat." Ulama yang membenarkan kezaliman rezim-rezim korup lebih berbahaya daripada rezim-rezim ini sendiri. Rohaniwan yang bekerja sesuai dengan ambisi para arogan adalah antek yang paling terkutuk, sebab secara lahiriah dia terlihat benar tetapi batinnya justru menebar kebatilan.

 

Media Kultural

Dewasa ini sedang terjadi konflik pemikiran, kebudayaan, dan politik. Siapapun yang terlibat dalam pertempuran ini, memahami pemberitaan seputar ini, mengikutinya dengan baik akan tahu persis bahwa musuh sekarang lebih fokus di jalur kebudayaan dalam melancarkan tekanan-tekanannya. Tidak sedikit penulis dan budayawan telah menggadaikan agama dan hati nuraninya kemudian duduk bersimpuh di depan lutut kaum arogan. Mereka umumnya tinggal di luar negeri, tapi ada pula segelintir orang di dalam negeri yang bekerja, menulis artikel, dan menggubah syair demi kepentingan para arogan.

 

Titik Kelemahan Arogan

Di dunia sekarang ini terdapat kontradiksi. Bangsa Iran di mata bangsa-bangsa Muslim dan khalayak sekitar serta bangsa-bangsa Asia, Afrika, Amerika Latin, dan Timteng sendiri, adalah bangsa pemberani yang gigih berjuang membela HAM dan keadilan di depan kekuatan para adidaya. Bangsa Iran dikenal demikian. Bangsa-bangsa dunia memuji bangsa Iran. Namun, bangsa Iran beserta Republik Islamnya yang sedemikian diapresiasi oleh bangsa-bangsa dunia ini justru dipandang oleh para arogan sebagai penista HAM, pengacau keamanan dunia, sponsor terorisme! Inilah kontradiksi pandangan antara bangsa-bangsa dunia di satu pihak dan para kekuatan besar dunia di pihak lain.

 

Kontradiksi ini mengancam tatanan hegemonik dunia. Para kekuatan besar dunia semakin hari semakin terkucil dari bangsa-bangsa dunia. Ini merupakan erosi yang sedang menggerogoti bangunan liberal demokrasi Barat, dan ini akan menjadi semakin parah. Propaganda Barat hanya sampai kurun waktu tertentu bisa menyembunyikan fakta, dan bukan untuk selamanya. Bangsa-bangsa dunia kian hari kian sadar. Kunjungan presiden Iran ke negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin selalu disambut masyarakat setempat dengan yel-yel dukungan dan demonstrasi damai yang apresiatif untuk presiden Iran. Mereka meneriakkan dukungan. Sebaliknya, kunjungan presiden AS ke Amerika Latin yang notabene pekarangan AS disambut dengan aksi pembakaran bendera oleh masyarakat setempat. Ini menandakan guncangan yang melanda asas liberal demokrasi yang sekarang dikampanyekan oleh Barat, terutama AS.

 

Kontradiksi kehendak para adidaya dengan aspirasi masyarakat terus memuncak. Para arogan dunia gemar meneriakkan demokrasi, HAM, keamanan dunia, dan perang melawan terorisme, tetapi dalam praktiknya mereka justru memperlihatkan konfrontasionalisme mereka, penistaan mereka terhadap hak asasi bangsa-bangsa dunia, ketamakan mereka terhadap sumber-sumber energi dunia. Realitas ini disaksikan oleh bangsa-bangsa dunia. Karena itu, wibawa liberal demokrasi dan citra AS sebagai pelopor liberal demokrasi di dunia semakin menciut di mata bangsa-bangsa. Sebaliknya, wibawa Iran yang bernafaskan Islam justru semakin terangkat di mata khalayak dunia.

 

Seorang petinggi arogan dunia pernah berpikir bahwa ajaran Islam sudah lenyap tanpa bekas. Mereka mengira bahwa ajaran, spirit, wibawa, dan motivasi Islam di bangsa-bangsa Muslim sudah tersapu habis oleh lautan syahwat yang menenggelamkan dunia. Tapi mereka kemudian sadar bahwa angggapan itu ternyata keliru. Pertama, bendera kekuatan Islam di Iran dan di tangan bangsa Iran telah berkibar penuh wibawa. Kedua, kebangkitan Islam di Dunia Islam telah membuat umat Islam terjaga dari kelalaiannya selama ini. Umat sadar bahwa Islam adalah satu hakikat yang selalu cemerlang dan solid. Inilah sebab mengapa Islam diperangi, dan realitas ini sekarang dipahami betul oleh masyarakat dunia Islam. Karena itu, pusat intelijen mereka sendiri mengatakan bahwa AS, Zionisme, dan para gembongnya telah menjadi sasaran kebencian di negara-negara Islam. (IRIB Indonesia)

Kirim komentar