Inilah Tanggapan Rahbar terhadap Tawaran Negosiasi dengan AS

Inilah Tanggapan Rahbar terhadap Tawaran Negosiasi dengan AS Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menolak pembicaraan dengan Amerika Serikat di bawah tekanan dan ancaman.

 

"Saya bukan seorang diplomat. Saya seorang revolusioner dan berbicara terus terang, jujur, dan tegas. Sebuah tawaran pembicaraan masuk akal ketika pihak yang membuat tawaran menunjukkan niat baik, " kata Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan para pejabat dan komandan Angkatan Laut Iran pada Kamis (7/2).

 

Rahbar menambahkan, kalian (Amerika) mengarahkan senjata ke Iran dan mengatakan, negosiasi atau kami menarik pelatuk! Kalian harus tahu bahwa tekanan dan negosiasi tidak dapat bersamaan, dan bangsa Iran tidak akan terintimidasi oleh hal-hal seperti itu.

 

Ketika menyinggung pernyataan sejumlah pejabat Amerika Serikat bahwa "Bola sekarang berada di pihak Iran", Ayatullah Khamenei mengatakan,  "Bola ada di pihak Anda, karena Anda harus menjawab pertanyaan apakah masuk akal berbicara tentang negosiasi pada saat yang sama masih melanjutkan tekanan dan ancaman? "

 

"Kami tentu saja memahami kebutuhan mereka (Amerika) akan negosiasi, sebab kebijakan Amerika di Timur Tengah telah gagal, dan untuk menggantikan kegagalan ini, mereka harus bermain sebuah kartu truf, " tuturnya.

 

Lebih lanjut Rahbar menandaskan, AS berusaha untuk menyampaikan kepada dunia bahwa pihaknya memiliki niat baik. Namun, tak seorangpun melihat niat baik itu.

 

Sebelumnya, dalam Konferensi Keamanan Munich ke-49 di Jerman pada Sabtu, Wakil Prsiden AS Joe Biden mengatakan,Washington siap untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan Iran terkait program nuklir negara itu.

 

ASdan Rezim ZionisIsrael menuding Iran mengalihkan program nuklirnya untuk tujuan militer, dan berdasarkan tuduhan tersebut Washington dan Tel Aviv mengadopsi sikap agresif terhadap Tehran dan bahkan mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap fasilitas nuklir Iran.

  
Tehran membantah tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa sebagai penandatangan Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan anggota Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Iran berhak mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.

 

Selain itu, IAEA telah melakukanberbagaiinspeksi terhadap fasilitas nuklirIran tetapitidak pernah menemukan bukti yang menunjukkan bahwa program nuklir Tehran telahdiselewengkan. (IRIB Indonesia)

Kirim komentar