Revolusi Islam; Mengukuhkan Institusi Keluarga dalam Bentuk Gaya Hidup Islami

Revolusi Islam; Mengukuhkan Institusi Keluarga dalam Bentuk Gaya Hidup IslamiPasca kemenangan Revolusi Islam Iran, terjadi perubahan signifikan dalam setiap bidang kehidupan masyarakat. Satu dari perubahan penting ini adalah gaya hidup masyarakat, khususnya dalam membentuk keluarga dan pengukuhan pondasinya. Pasca revolusi dan dalam pidato-pidato yang disampaikan Imam Khomeini ra dan Imam Khamenei, posisi dan pentingnya gaya hidup Islam dan keluarga berkali-kali mendapat penekanan dan perhatian penting. Sekaitan dengan masalah ini, di Iran telah dibentuk sejumlah lembaga untuk memperkuat dan mengukuhkan pondasi keluarga.

 

Patut untuk disebutkan bahwa Islam sebagai ideologi ilahi punya perhatian penting bagi terwujudnya institusi keluarga yang kuat, sehingga lembaga suci ini menjadi pusat kehangatan, cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu, Islam melihat kebahagiaan dan kerusakan masyarakat manusia bergantung pada kebaikan dan keburukan keluarga. Islam juga melihat tujuan pembentukan keluarga adalah menjamin kebutuhan materi, spiritual dan emosional manusia, termasuk meraih ketenangan. Demi melindungi dan memperkuat lembaga suci bernama keluarga, harus disusun program dan kebijakan di segala tingkat kehidupan yang diambil dari cara pandang agama demi kemaslahatan keluarga.

 

Dalam Islam, semuanya berawal dari keluarga. Al-Quran menyebut Ahli Bait Nabi Saw sebagai satu keluarga. Kemudian Allah menjauhkan segala bentuk kekotoran dan keburukan dari keluarga Nabi Saw ini. Artinya, titik awal dan peningkatan berada pada keluarga. Di sini, keluarga dimulai dari suami dan istri. Dengan adanya anak-anak, hubungan keluarga menjadi lebih kuat dan akhirnya membentuk pondasi masyarakat.

 

Satu dari mekanisme perlindungan dan pengukuhan keluarga adalah memperhatikan gaya hidup islami, dimana hal ini telah ditekankan secara khusus pasca revolusi. Menurut para ahli sosiolog, gaya hidup muncul dari sejumlah faktor yang saling berhubungan dan berkelindan erat yang mempengaruhi cara hidup manusia. Gaya hidup sebagai satu istilah ilmu sosial berhubungan erat dengan sekumpulan pengertian seperti budaya, masyarakat, cara pandang, norma, etika, ideologi, tradisi, modernitas, identitas individu dan sosial, warisan, ekosistem, produksi, konsumsi, kelas sosial dan lain-lain.

 

Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam menjelaskan pengertian gaya dan budaya hidup menyinggung masalah seperti keluarga, pernikahan, bentuk rumah, pakaian, pola konsumsi, rekreasi, kerja, perilaku pribadi dan sosial dalam pelbagai lingkungan hidup. Beliau percaya bahwa gaya hidup kembali pada segala masalah yang membentuk kehidupan manusia.

 

Islam di bidang individu dan sosial memiliki program dan pandangan yang rasional seperti pendidikan dari buaian hingga liang lahad, mencela sikap malas dan menekankan kerja, memperhatikan kebersihan individu dan lain-lain. Islam memerintahkan umatnya untuk menyambung silaturahmi, menghormati orang tua dan tetangga, mengunjungi orang sakit dan lain-lain. Semua ini punya posisi penting dalam gaya hidup seorang muslim.

 

Saat ini, gaya hidup Islam sebagai teladan dalam menghadapi gaya hidup Barat yang dipaksakan kepada umat Islam. Masyarakat Iran pasca kemenangan revolusi sebagai masyarakat agamis memilih hidup berdasarkan ajaran Islam. Karena gaya hidup Islam diambil dari prinsip dan hukum-hukum agama Islam. Dengan demikian, dalam bimbingan yang diberikan oleh Rahbar, seluruh parameter gaya hidup islami, baik identitas, nilai, sistem pendidikan, bahasa, sastra, seni, keluarga, hubungan sosial, beragama secara pribadi dan sosial, sistem ekonomi pribadi dan keluarga, pola makan, media, teknologi, cara pandang terhadap alam, sistem politik, sosial dan lain-lainnya memiliki hubungan erat dengan Islam.

 

Untungnya pasca kemenangan Revolusi Islam Iran pengukuhan keluarga dalam gaya hidup yang sehat dan islami telah diratifikasi dalam undang-undang. Arah gaya hidup warga Iran memiliki arah islami. Sekaitan dengan hal ini, pengukuhan lembaga suci bernama keluarga ini dimulai dengan mempermudah pernikahan dan menguatkan hubungan kekeluargaan berdasarkan hak dan etika Islam. Selain itu, dengan memanfaatkan al-Quran, Sunnah, UUD, dan undang-undang lain yang ada di Republik Islam Iran serta bimbingan Imam Khomeini ra dan Imam Khamenei tentang keluarga menjadi sumber bagi penyusunan kebijakan soal pembentukan, pengukuhan dan peningkatan keluarga.

 

Sebagai contoh, pasca kemenangan revolusi, kita menyaksikan pernikahan mahasiswa dilakukan secara massal dan dilaksanakan secara sederhana. Dengan kata lain, kita memiliki sekelompok mahasiswa yang mengadakan resepsi pernikahannya secara bersama-sama dalam atmosfir spiritual dan sederhana. Mereka memulai kehidupan rumah tangganya dengan cara yang semacam ini. Selain itu, pemilihan tempat yang diberkahi seperti masjid dan huseiniah merupakan gaya baru yang dipilih oleh para pemuda untuk memulai kehidupan rumah tangganya. Sejatinya, mereka memilih untuk memulai kehidupan rumah tangganya jauh dari gemerlap duniawi dengan biaya yang mahal dan lebih percaya kesederhanaan dan nilai-nilai spiritualitas adalah yang terbaik untuk memulai kehidupan bersama. Hal ini dengan sendirinya menunjukkan telah terjadi perubahan gaya hidup para pemuda Iran pasca kemenangan Revolusi Islam.

 

Masalah pernikahan dan peran seorang istri dalam gaya hidup islam termasuk tema yang diperhatikan dalam penyusunan undang-undang. Sekaitan dengan hal ini, suami dan istri berkewajiban memperhatikan hak dan kewajiban masing-masing untuk menjaga pondasi rumah tangga. Sebagai contoh, suami sebagai kepala rumah tangga harus berusaha menyejahterakan istri dan anak-anak. Pada saat yang sama, istri sebagai inti dari keluarga harus menciptakan kehangatan dan energi kepada kehidupan keluarga. Ketika mengkaji ayat-ayat al-Quran dan riwayat Nabi dan Ahli Bait as, kita baru memahami betapa istri memiliki posisi khusus dan cemerlang dalam keluarga. Dalam Islam, kehidupan keluarga Sayidah Fathimah az-Zahra as merupakan parameter terbaik bagi gaya hidup islami seorang istri.

 

Selain itu, Republik Islam Iran juga memandang penting pandangan Islam terkait pentingnya posisi, derajat dan kinerja keluarga yang seimbang dan ideal. Sekaitan dengan masalah ini, peningkatan keamanan dan jaminan atas kebutuhan material, spiritual dan perlindungan kepada anggota keluarga, memperbaiki kesehatan fisik, jiwa dan sosial istri dalam setiap tahapan kehidupan serta penguatan pribadi dan posisi suami dan istri sebagai ayah dan ibu. Karena semua ini termasuk faktor yang memperkuat pondasi rumah tangga.

 

Di sisi lain, dukungan untuk membentuk dan memperkukuh lembaga keluarga dan mencegah munculnya keretakannya, meningkatkan kesadaran budaya anggota keluarga demi memainkan peran penting dalam menciptakan budaya dan perbaikan masyarakat. Ini semua termasuk program yang diperhatikan serius oleh Republik Islam Iran demi melindungi keluarga. Perluasan dan pendalaman budaya Islam dalam keluarga demi mendidik generasi yang sehat, beriman dan bertanggung jawab merupakan tujuan lain dari kebijakan yang diambil pemerintah terkait gaya hidup islami.

 

Dewan Tinggi Revolusi Budaya telah mengambil langkah penting untuk memperkukuh lembaga keluarga dengan meratifikasi "dokumen pembentukan, penguatan dan keamanan keluarga". Dokumen ini memiliki 4 strategi makro yang sebagiannya seperti kemudahan dalam membentuk keluarga dengan pernikahan yang sadar, sederhana, berkelanjutan dengan bersandarkan pada ajaran Islam. Penguatan pondasi keluarga dengan mendefinisikan pelbagai peran yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dan menghadapi masalah dengan benar. Semua ini adalah kebijakan yang telah diratifikasi dan menunjukkan bahwa Revolusi Islam Iran berusaha menciptakan masyarakat yang sehat yang dimulai dari keluarga. Dan kehidupan keluarga yang sehat berlandaskan gaya hidup islami. (IRIB Indonesia)

Kirim komentar