Petinggi Saudi Berusaha Merusak Makam Nabi saaw

Petinggi Saudi Berusaha Merusak Makam Nabi saawRezim al-Saud di Arab Saudi yang mengaku sebagai pelayan Mekah dan Madinah (Khadim al-Haramain) dengan dalih memperluas tata kota di Mekah dan Madinah terus melanjutkan perusakan peninggalan bersejarah era pertama Islam di wilayah tersebut.

 

Koran al-Akhbar cetakan Lebanon di edisi terbarunya mengutip aktivis Arab Saudi di Mekah dan Madinah menulis, petinggi Saudi dengan dalih membangun masjid baru dan memperluas kota, tengah berusaha merusak makam suci Rasullah Saw serta tiga masjid bersenjarah di kota Madinah al-Munawarah.

 

Koran ini seraya mengisyaratkan kebungkaman petinggi Saudi terkait rencana perusakan situs bersejarah Islam di negara ini menulis, sejak keluarga al-Saud mengontrol penuh kota Mekah dan Madinah tahun 1924, peninggalan bersejarah Islam di dua kota ini secara terorganisir dirusak oleh Wahabi.

 

Rezim al-Saud beberapa pekan terakhir merusak sejumlah besar peninggalan bersejarah Islam yang tersisa di berbagai wilayah Madinah dengan alasan peremajaan. Berdasarkan program yang digalakkan pemerintah Saudi, rencananya tiga masjid terkuno di dunia dalam beberapa hari mendatang akan dihancurkan dengan alasan akan dibangun masjid terbesar dunia di Madinah.

 

Berdasarkan laporan lembaga riset Teluk Persia yang berpusat di Washington, selama 20 tahun lalu lebih dari 95 persen bangunan bersejarah yang berusia lebih dari seribu tahun di kota Madinah dan Mekah dihancurkan. Alasan yang dikemukaan rezim al-Saud merusak peninggalan bersejarah tersebut adalah peremajaan bangunan kuno dan pembangunan kota.

 

Menurut keterangan aktivis Arab Saudi, rezim al-Saud membangun bangunan baru seperti hotel mewah di bekas reruntuhan bangunan bersejarah. Di sisi lain, cendekiawan dan ulama Islam di Arab Saudi mengaku tidak puas atas ketidakpedulian petinggi negara ini terhadap peninggalan bersejarah Islam. Mereka pun khawatir dengan proses perusakan peninggalan bersejarah abad pertama Islam di kota Madinah al-Munawarah.

 

Al-Saud yang menerapkan kebijakan arogan menyikapi aksi protes damai rakyat dengan tak segan-segan menindak keras warganya serta menakut-nakuti mereka, juga bersikap serupa terhadap situs bersenjarah Islam. Rezim ini gencar merusak situs bersejarah ini dengan alasan peremajaan kota.

 

Ide perusakan Masjid Nabi Saw di Madinah dengan dalih perluasan dan peremajaan bangunan oleh rezim al-Saud dilontarkan di saat petinggi Arab Saudi enggan memberikan reaksi baik itu membenarkan atau menolak ide tersebut.

 

Sementara itu, arkeolog, sejarawan dan pemerintah Barat juga bungkam terhadap arogansi pemerintah Riyadh. Mereka memilih sikap dualisme dan diskriminatif menyikapi isu ini. Misalnya 10 tahun lalu, Taliban meledakkan patung Budha di Bamyan, Barat dan pengamat langsung meneriakkan protes. Namun ketika menyaksikan perusakan situs bersejarah Islam di Arab Saudi mereka bungkam dan enggan memprotes. (IRIB Indonesia)

Kirim komentar