Runtuhnya American Dream

Bertentangan dengan era 50-an di mana tak banyak kalangan yang bisa menebak apakah Amerika atau Rusia yang akan memenangkan perang Dingin. Hasil dari Revolusi Islam dan didudukinya sarang mata-mata Amerika itu adalah merosotnya kedudukan Amerika di benak negara-negara di dunia.

Amerika mampu mencapai posisi khusus di dunia karena kondisi khusus geografi, alam dan sumber daya manusianya. Penduduk Amerika terdiri atas sekelompok pendatang yang ingin memiliki kehidupan yang lebih baik. Setelah Perang Dunia II, Amerika tidak seperti mayooritas negara dunia lainnya. Amerika memiliki struktur politik dan ekonomi yang lebih baik saat itu.

Karena 3 faktor, Amerika maju lebih cepat dibanding rival-rivalnya dan menjadi salah satu kekuatan dunia. Faktor pertama, Amerika tidak punya rival seirus di bidang ekonomi dalam tempo 30 tahun setelah Perang Dunia II. Dalam tempo ini, Amerika mampu mencapai kemajuan yang cukup mencolok. Faktor kedua, Amerika sejak lama memanfaatkan tenaga kerja gratisan para budak. Amerika membawa ratusan ribu orang Afrika dan menjadikan mereka pekerja tanpa harus mengeluarkan biaya besar menggaji mereka. Amerika juga mampu membangun pabrik-pabrik besar dunia dan berubah menjadi sebuah negara industri.
Ketika Perang Dunia II selesai, Amerika berubah menjadi kekuatan besar dan mulai menggeser tempat yang sebelumnya dikuasai inggris (seperti Iran).

Dengan pengaruhnya di berbagai belahan dunia, misalnya Timur Tengah, bisa dikatakan Amerika memperoleh kebutuhan minyaknya secara gratis. Harga minyak saat itu begitu murah sampai-sampai harga air mineral lebih mahal dari harga bensin. Karena itu, faktor ketiga adalah Amerika menggunakan energi yang sangat murah. Ketiga faktor ini sangat membantu perkembangan Amerika. Dan perkembangan ini membuat dunia melirik Amerika dengan pandangan khusus.

Perubahan Faktor Kekuasaan
Tapi pada era selanjutnya, ketiga faktor di atas berubah. Bersamaan dengan kemenangan Revolusi Islam Iran, dominasi Amerika di dunia mulai hancur. Salah satu penyebab rusaknya muka Amerika adalah didudukinya Kedutaan Amerika di Tehran. Pada masa itu (akhir era 70-an), Amerika berada di puncak kekuasaan. Bertentangan dengan era 50-an di mana tak banyak kalangan yang bisa menebak apakah Amerika atau Rusia yang akan memenangkan perang Dingin. Hasil dari Revolusi Islam dan didudukinya sarang mata-mata Amerika itu adalah merosotnya kedudukan Amerika di benak negara-negara di dunia.

Seiring kemenangan Revolusi Islam, harga minyak naik. Ekspor minyak Iran yang saat itu berkisar 6 juta barrel per hari terputus. Ekonomi dunia mengalami guncangan yang cukup berat. Karena itu, Carter (presiden Amerika saat itu), yang sebelum Revolusi Islam menang, memiliki kedudukan yang cukup baik mulai tergoyang. Carter lalu mengajukan usulan penghematan minyak. Bahkan saat ingin berbicara dengan rakyat Amerika, di dalam Gedung Putih dia memakai baju tebal dan mengatakan padarakyatnya bahwa dia menurunkan suhu pemanas ruangan. Karena itu dia memakai pakaian hangat.

Sementara itu, berbagai rival serius dan baru Amerika di bidang ekonomi mulai bermunculan seperti Eropa, Cina, India, Brazil dan negara-negara lainnya yang sebagiannya juga memilik tenaga kerja yang cukup murah. Harga minyak juga sangat berbeda dengan era 80-an. Harga minyak terus merangsek naik mulai dari 20 dolar menjadi 150 dolar sampai tahun 2007. Padahal income pemerintah Amerika dari minyak pada tahun-tahun itu lebih besar dari income negara-negara pengekspor minyak. Sebab negara-negara pengekspor minyak hanya mengambil minyak dan menjualnya. Amerika membeli minyak tersebut dan menetapkan pajak 60% untuk minyak itu serta menjualnya dalam bentuk lain (misalnya bensin). Pajak ini menjadi sumber pendapatan luar biasa Amerika. Pada hakikatnya, sebagian besar jalan raya Amerika dibangun dengan uang dari negara-negara lain, seperti Iran, karena Amerika menjaga harga minyak tetap rendah sedemikian rupa. Tapi harga jual olahan minyak itu dijual pada rakyatnya dengan harga sebenarnya.

Kemudian, sebagian besar pabrik dan industri Amerika mulai keluar dari negara itu. Mayoritas pabrik mutinasional mulai mencari untung besar dengan biaya lebih kecil dan hasil lebih melimpah. Mereka berusaha mencari tenaga kerja yang murah. Karena upah pekerja di negara-negara lain lebih rendah dari upah di Amerika, pabrik-pabrik ini mulai berminat memindahkan pabriknya di negara-negara seperti Cina, Meksiko atau India.

Hutang 60 Trilyun
Karena itu, ketiga faktor yang sebelumnya mendukung kemajuan Amerika, hari ini menjadi sebab bergeraknya Amerika menuju krisis dan kehancuran di bidang ekonomi. Hari ini, kita menyaksikan AMerika yang pelan-pelan berubah menjadi sebuah negara biasa; negara yang memiliki masalah. Hal ini sangat serius hingga para pakar ekonomi Amerika percaya bahwa ekonomi Amerika akan benar-benar hancur dalam tempo 8 tahun mendatang. Bagaimanapun juga, terjadi atau tidak, perkiraan ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi Amerika yaitu metode-metode yang diciptakan untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya malah mencekik Amerika. Mungkin saja ekonom Amerika akan hancur disebabkan jenis transaksi yang dipakai di bidang ekonomi ini.

Kondisi Amerika terus memburuk tapi Barat mampu menutupinya dari pandangan rakyat lewat kekuatan medianya. Media Barat begitu kuat karena Amerika diatur dengan sistem kapitalisme. Bagi mereka, penjualan produk sangat penting dan mereka menggunakan berbagai metode 'pemuasan' untuk menjual produk mereka. Karena itu, mereka mengarahkan opini umum dan ternyata mereka berhasil.

Hari ini, hutang pemerintah Amerika lebih dari 16 juta milyar dolar. Jika hutang rakyat Amerika yang berkisar 50 juta milyar dolar kita tambahkan pada angka itu, hasilnya 65 trilun dolar. Jadi, Amerika dan ekonominya benar-benar diatur dengan hutang. Dan hutang ini semakin meningkat setiap tahun. Hutang ini mulai bermula ketika Donald Reagen berhutang banyak untuk menghadapi Uni Sovyet. Hasilnya, Sovyet hancur.

Tapi dari sisi ekonomi, Amerika menjadi kreditur dan hutang Amerika yang hari ini telah melebihi angka 16 trliun dolar itu terus bertambah. Pemerintahan Obama merupakan pemerintahan yang paling banyak menghasilkan hutang. Saingan Obama dalam pemilu terakhir, Mitt Romney, juga mengkritik Obama dalam hal ini(islamtimes.org)

Kirim komentar