Khutbah Amirul Mukminin as dalam Nahjul Balaghah Berkenaan dengan Nabi saww
“Allah mengutus Nabi saww ketika misi para nabi lainnya as telah berhenti dan manusia sedang tertidur lama. Kejahatan sedang mengangkat kepala, semua urusan sedang dalam keterbengkalaian dan api peperangan bergejolak, sementara dunia kosong dari cahaya dan penuh dengan tipu daya terang-terangan. Daun-daunnya telah menguning, tak ada harapan akan buahnya, sementara air menghilang ke bawah bumi. Menara petunjuk telah lenyap dan tanda-tanda kehancuran telah muncul. Ia (dunia) keras terhadap manusianya dan membelalak ke wajah pencarinya. Buahnya adalah fitnah, makanannya bangkai. Busana batinnya adalah ketakutan sedang busana lahirnya pedang…” (Khutbah ke 89)
“Allah mengutus Nabi saww di saat manusia sedang tersesat dalam kebingungan dan sedang bergerak kesana kemari dalam kejahatan. Hawa nafsu menyelewengkan mereka dan tipu daya menyimpangkan mereka. Kejahilan yang amat sangat membuat mereka menjadi bodoh. Mereka dibingungkan oleh ketidak-pastian dan kejahatan jahiliyah. Kemudian Nabi saww berusaha sebaik-baiknya memberikan kepada mereka nasihat yang tulus; beliau sendiri berjalan di jalan yang benar dan memanggil [mereka] kepada kebijaksanaan dan nasihat yang baik.” (Khutbah ke 95)
“Segala puji bagi Allah yang menyebarkan karunia-Nya kepada seluruh ciptaan dan mengulurkan tangan kemurahan-Nya di antara mereka. Kami memuji Allah dalam semua urusan-Nya, dan mencari pertolongan-Nya untuk memenuhi semua hak-Nya. Kami bersaksi bahwa tiada tuhan selain Dia, dan bahwa Muhammad saww adalah hamba dan rasul-Nya. Dia mengutus beliau untuk menjelaskan perintah-perintah-Nya dan membicarakan hal tentang mengingat-Nya. Maka beliau memenuhinya dengan amanatnya, dan beliau berpulang sementara berada pada jalan yang benar.
Beliau meninggalkan di antara kita panji kebenaran. Barangsiapa pergi lebih jauh [mendahului]nya, dia pergi tanpa iman; barangsiapa tertinggal di belakang, dia hancur. Barangsiapa bersiteguh padanya, akan bergabung [dengan yang benar]. Pandunya adalah singkat kata, lambat langkah dan cepat bangkit. Ketika kalian telah membungkukkan leher kalian di hadapannya dan menunjuk kepadanya dengan jar-jari kalian, maut akan datang dan membawanya pergi. Mereka akan hidup sesudahnya selama Allah menghendaki hingga Allah memunculkan bagi kalian orang yang akan menghimpun, mengumpulkan dan menyatukan kalian setelah perpecahan….” (Khutbah ke 100)
“Allah memilih beliau saww dari pohon silsilah para nabi, dari cahaya, dari dahi keagungan, dari bagian yang terbaik lembah al-Bathha’, dari lampu-lampu bagi kegelapan dan dari sumber-sumber kebijaksanaan. Nabi saww ibarat tabib yang berkelana yang telah menyiapkan obat-obatannya dan memanaskan peralatannya. Beliau menggunakannya bila timbul keperluan untuk menyembuhkan hati yang buta, telinga yang tuli dan lidah yang kelu. Beliau menelusuri dengan obatnya tempat-tempat kelalaian dan tempat-tempat kebingungan… ” (Khutbah ke 108) (Darutaqrib.org)
Kirim komentar