Ketika Manusia Diperlakukan Sama dengan Hewan di Kebun Binatang 1

 Ketika Manusia Diperlakukan Sama dengan Hewan di Kebun Binatang 1

Rasisme adalah masalah yang sudah ada sejak dulu. Hingga saat ini, perilaku rasis sebenarnya juga masih bisa dijumpai meski sudah tidak sebanyak dan sekejam dulu. Hal ini karena masyarakat mulai menyadari bahwa pada hakikatnya, apapun ras, suku, atau etnisnya, mereka semua adalah manusia yang setara.

Pada masa ketika masyarakat tidak mempedulikan persamaan hak, rasisme adalah hal yang mengakar kuat. Masyarakat mayoritas memperlakukan kaum minoritas atau orang-orang yang berbeda dengan sangat buruk. Yang lebih mengerikan lagi, ternyata manusia yang 'berbeda' dari orang kebanyakan ini tadi bahkan juga dijadikan pameran layaknya di kebun binatang.

1. Amerika yang Memajang Suku Igorot, Filipina

Setelah terjadinya perang antara Amerika dan Filipina, Amerika yang menang memutuskan bahwa mereka akan memperlakukan musuh mereka lebih jauh lagi dengan cara memamerkan mereka di tempat umum sebagai suku barbar. Awal Festival Dunia tahun 1904 di St. Louis saat itu bertepatan dengan berakhirnya perang. Maka Amerika membuat pameran manusia hidup, termasuk diantaranya lahan pameran seluas kurang lebih 190 meter yang diisi dengan suku Igorots, Filipina.

Saat itu, suku ini dikenal akan kebiasaannya memakan anjing. Jadi sebagai bagian dari pertunjukan, mereka dipaksa membunuh dan memotong anjing secara terus menerus untuk menghibur para penonton. Ini semua dibuat untuk memperkuat stereotipe yang sebenarnya salah. Suku Igorot hanya sesekali makan anjing sebagai bagian dari upacara tertentu saja.

2. Suku Asli Amerika Diarak di Sepanjang Eropa

Kebanyakan orang tahu betul bahwa suku asli Amerika telah diperlakukan dengan tidak adil selama bertahun-tahun. Tapi tidak banyak yang tahu seberapa keterlaluan perlakuan yang mereka terima dan bagaimana sejarah berusaha keras untuk menyembunyikannya. Banyak orang mulai berkampanye bahwa Christopher Columbus bukanlah pahlawan yang menemukan Amerika seperti yang sering diceritakan.

Colombus bukanlah yang pertama menginjakkan kaki di Amerika karena di sana telah tinggal suku asli Amerika. Ia menjadi serakah dan berusaha mencuri emas milik suku Indian Amerika. Tidak hanya itu saja, ia juga menculik ratusan dari mereka dan membawanya ke Eropa untuk diarak dan dipajang sebagai keanehan yang hidup. Banyak dari mereka akhirnya meninggal hanya dalam waktu 6 bulan, tapi Colombus tidak menghentikan kegiatan ini. Ratusan suku asli Amerika tewas hanya agar orang-orang Eropa bisa mendapatkan tontonan yang menurut mereka aneh.

3. Suku Jarawa yang Dieksploitasi untuk Safari

Kebanyakan orang mungkin mengira kasus kebun binatang manusia cuman ada di zaman dulu saja. Nyatanya, hingga saat ini eksploitasi semacam ini masih terjadi di beberapa daerah. Suku Jarawa misalnya, telah bertahun-tahung tinggal di kepulauan Andaman, India dan terisolasi dari dunia luar. Pemerintah India kemudian menyediakan hukum yang bertujuan untuk melindungi masyarakat suku tersebut dan secara teknis masyarakat dilarang berinteraksi dengan suku-suku terpencil tersebut.

Nyatanya, hukum tersebut tidak menghentikan beberapa pebisnis untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan mereka. Ada beberapa perusahaan safari yang menawarkan rute tur ilegal untuk membawa turis agar bisa melihat dan bertemu langsung dengan suku Jarawa sebagai bagian dari pertunjukkan. Parahnya lagi, turis di dalam mobil-mobil safari akan memaksa mereka menari demi pisang dan biskuit, persis seperti di kebun binatang. Sangat jelas bahwa mereka dieksploitasi demi tujuan hiburan turis dan keuntungan pebisnis.

Kirim komentar